Mengukur Tingkat Keparahan Cup-To-Disc-Ratio Glaucoma Fundus Menggunakan Metode Ellipse Fitting
Main Author: | Nasution, Najmiyah Bey |
---|---|
Other Authors: | Jaya, Ivan, Muchtar, Muhammad Anggia |
Format: | Bachelors application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Sumatera Utara
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/25412 |
Daftar Isi:
- 83 Halaman
- Based on the data and information center of the Indonesian Ministry of Health in 2019, glaucoma is the second largest cause of blindness after cataracts. It is known that as many as 2.78% of the world's population experience visual impairment caused by glaucoma. Glaucoma occurs because of damage to the optic nerve that causes the field of view to narrow and loss of vision function that is permanent and can not be cured and leads to blindness. Early detection of glaucoma is important because it can slow the glaucoma atrophy before the damage becomes more severe. One key parameter for glaucoma detection is the cup-to-disc-ratio (CDR), which compares the ratio of the size of the optical cup to the optical disc. CDR measurements carried out manually can produce subjective values and incorrect diagnosis. Therefore, a CDR measurement system is needed to help health practitioners detect optical cup sizes and optical discs so that they can provide a diagnosis quickly and accurately. The method used is blackhat morphology and inpaint to remove vessels and then CDR measurements are carried out using ellipse fittings. From tests conducted using 22 data, it can be concluded that the process of measuring the severity of cup-to-disc-ratio has an accuracy rate of 91.68% with a computing time of 4.59 seconds.
- Berdasarkan pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI 2019, glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua setelah katarak. Diketahui sebanyak 2,78% penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan yang disebabkan oleh glaukoma. Glaukoma terjadi karena adanya kerusakan yang terjadi pada saraf optik sehingga membuat lapangan pandang menyempit dan hilangnya fungsi penglihatan yang bersifat permanen dan tidak dapat disembuhkan serta menuju kebutaan. Deteksi awal glaukoma penting untuk dilakukan karena dapat memperlambat atrofi glaukoma sebelum kerusakan menjadi semakin parah. Salah satu kunci parameter untuk pendeteksian glaukoma adalah cup-to-disc-ratio (CDR) yaitu membandingkan rasio ukuran optic cup terhadap optic disc. Pengukuran CDR yang dilakukan secara manual dapat menghasilkan nilai yang subjektif dan diagnosis yang kurang tepat. Oleh karena itu, sistem pengukuran CDR dibutuhkan untuk membantu praktisi kesehatan mendeteksi ukuran optic cup dan optic disc sehingga dapat memberikan diagnosis dengan cepat dan akurat. Metode yang digunakan adalah blackhat morphology dan inpaint untuk menghapus vessel lalu pengukuran CDR dilakukan dengan menggunakan ellipse fitting. Dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan 22 data dapat disimpulkan bahwa proses pengukuran tingkat keparahan cup-to-disc-ratio memiliki tingkat akurasi 91,68% dengan waktu komputasi 4,59 detik.