Implementasi Program Ternak Penggemukan Sapi Bali di Kabupaten Aceh Tengah (Studi Kasus Tentang Program Pemerintah Daerah Dalam Mencapai Swasembada Daging Di Kawasan Ternak Ketapang Kabupaten Aceh Tengah)
Main Author: | Ashwad, Hajar |
---|---|
Other Authors: | Harahap, R. Hamdani, Humaizi |
Format: | Masters application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Sumatera Utara
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/19475 |
Daftar Isi:
- 136 Halaman
- Aceh Tengah Regency is one of the potential regions for sapi bali raising. Today, the Regional Government is attempting to support the self-supporting in meat program with integrated program for fulfilling the need for meat in the local area and its vicinity. The location of Ketapang Cattle Raising Place is Linge Subdistrict, supported by the facilities for the cattle raisers and for the pasture through the Decree of The Regent No. 524/238/Disnakkan/2010. There were 100 families in the raising place that had passed the selection to become cattle raisers. The program has still run to date even though it does not yield good result since most of them have abandoned the location; only teens of them still live there, and some of their houses are empty because the owners have deserted them. The objective of the research was to find out the implementation of cattle raising program for fattening up sapi bali at Ketapang Cattle Raising Place, Aceh Tengah Regency and to analyze the enabling and inhibiting factors in implementing fattening up sapi bali at Ketapang Cattle Raising Place, Aceh Tengah Regency. The research used descriptive qualitative method. Primary data were gathered by conducting interviews and distributing questionnaires to 9 source persons such as employees of the Animal Husbandry Agency, Bapeda, counselors, and cattle raisers in the cattle raising place. The result of the field research showed that the program of self-supporting in meant almost failed since there was no balance between the budget and the outcome. One of the causes of failure was that the recruitment for the cattle raisers was orchestrated and not selective so that the program was not seriously developed. Even though the feasibility study had been carried out, it seemed that the location was not appropriate for cattle raising since it was barren and lacked water source as if the program was forced to exist politically. Today, most of the cattle raisers desert the location so that it is abandoned and does not function well.
- Kabupaten Aceh Tengah adalah salah satu daerah yang berpotensi untuk pengembangan peternakan sapi bali, saat ini pemda sudah berupaya untuk mendukung kegiatan swasembada daging tersebut dengan memadukan program untuk mencapai swasembada daging untuk memenuhi kebutuhan daging lokal daerah dan sekitarnya. Lokasi kawasan peternakan ketapang berada di kecamatan linge didukung dengan pembangunan fasilitas prasarana dan sarana untuk para peternak dan untuk pengembalaan ternak sapi melalui keputusan bupati dikeluarkan 524/238/Disnakkan/2010 ditempatkan 100 KK yang lolos seleksi untuk menjadi peternak dilokasi kawasan peternakan, Sampai saat ini program ini masih berjalan meskipun pada kenyataannya belum membuahkan hasil sebagaimana yang telah direncanakan dikarenakan sebagian besar para peternak telah meninggalkan lokasi peternakan dan hanya tersisa belasan Kepala Keluarga (KK) yang bertahan di lokasi tersebut. Rumah-rumah milik peternak, sebagian telah kosong karena telah ditinggalkan oleh peternaknya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan program ternak penggemukan sapi bali di kawasan ternak ketapang Kabupaten Aceh Tengah.dan menganalisis faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program ternak penggemukan sapi bali di kawasan ternak ketapang Kabupaten Aceh Tengah. Metode analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara yang disebarkan kepada 9 narasumber diantaranya pegawai dinas peternakan, bappeda, penyuluh peternakan, dan paternak yang berada dilokasi kawasan peternakan. Dari hasil penelitian lapangan menunjukan bahwa program yang dilaksanakan untuk mencapai swasembada daging terindikasi gagal tidak sesuainya finansial anggaran yang digelontorkan dengan hasil yang dicapai, kegagalan ini disebabkan beberapa faktor diantaranya perekrutan calon peternak yang tidak selektif hal ini dibuktikan dengan adanya memo dari kalangan pejabat elit untuk meloloskan para calon peternak sehingga berdampak pada ketidakseriusan dalam mengembangkan ternak sapi. Lokasi kawasan peternakan juga kurang mendukung dijadikan sebagai zona lokasi ternak sapi yang mana keadaan tanah gersang dan kurangnya sumber air meskipun sudah dilakukan kelayakan studi lapangan, namun realita di lapangan berbeda sehingga terkesan program ini terlalu dipaksakan jika ditinjau dari sisi politis. Kondisi kawasan peternakan ketapang saat ini sebagian besar dari para peternak lebih memilih hengkang dan meninggalkan lokasi peternakan sehingga beberapa fasilitas penunjang terbengkalai tidak terfungsikan dengan baik.