STUDI FENOLOGI DAN SENYAWA KIMIA PRONOJIWO (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn.)

Main Authors: I MADE ARDAKA, I Dewa Putu Darma, I Gede Tirta
Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://karyatulis.perpustakaankrbali.com//index.php?p=show_detail&id=48
Daftar Isi:
  • Pronojiwo (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn.) termasuk dalam suku Fabaceae, merupakan salah satu tumbuhan hutan yang berpotensi sebagai sumber obat tradisional Indonesia. Khasiat bijinya hanya dikenal terbatas di kalangan keluarga maupun masyarakat tertentu, yaitu sebagai penyegar tubuh dan sebagai obat perangsang. Selama ini telah diketahui bahwa sebagian besar tumbuhan obat penghasil bahan baku masih diperoleh dari alam yang merupakan tumbuhan liar dan hanya sebagian kecil saja yang diperoleh dari hasil budidaya. Saat ini populasi pronojiwo sudah berkurang bahkan termasuk dalam kategori dua ratus tumbuhan langka Indonesia. Tempat tumbuhnya terbatas pada wilayah hutan dengan lereng-lereng gunung yang tinggi. Pengambilan yang terus menerus dari alam tanpa adanya usaha untuk membudidayakannya menyebabkan populasinya terus menurun sehingga pada akhirnya akan mengalami kelangkaan. Berdasarkan hal tersebut di atas perlu tindakan budidaya untuk mempertahankan dan mengembangkan serta kajian tentang fenologi dan kandungan kimianya.Pencatatan data fenologi dilakukan pada habitat alami pronojiwo di Bukit Tapak. Pengamatan dilakukan secara rutin 2 kali/minggu (hari Senin dan Kamis) tergantung dari perkembangan bunga dan buah. Diketahui perkembangan bunga dari mulai keluar tunas sampai dengan mekar berkisar antara 60-75 hari, lama bunga mekar 10-12 hari. Setelah bunga mekar langsung keluar bakal buah. Buah matang dan siap dipanen setelah berumur 130-150 hari.Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa dari 40 senyawa kimia yang ditemukan, senyawa Kaur-16-ene tertinggi terdapat di akar (51,29 persen) dan batang (36,13 persen). Selanjutnya senyawa Palmitic acid ditemukan pada akar (16,07 persen), batang (34,79 persen), daun (23,55 persen), kulit biji (13,79 persen) dan biji (36,13 persen). Hasil analisis dari 8 senyawa di Laboratorium UNUD, diketahui kandungan Vitamin C (mg/100) tertinggi terdapat pada kulit biji (2254,32mg) dan Antioksidan tertinggi ditemukan pada daun (126,94ppm).