Tuhan dalam Pemikiran M. Quraish Shihab
Main Author: | Sibramalisi, Ali |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.sadra.ac.id/8/1/summary%20thesis.pdf http://digilib.sadra.ac.id/8/ |
Daftar Isi:
- Mengenal Tuhan harus dengan argumentasi yang benar, banyak umat beragama berbicara tentang Tuhan tidak dengan argumentasi yang benar dan tanpa dasar rasionalitas yang benar, sehingga tidak melahirkan keyakinan yang kuat, karena itu kajian tentang Tuhan harus selalu dilakukan dan upaya memberikan argumentasi rasional dan filosofis tentang pengetahuan atas Tuhan harus selalu dilakukan dan dipahamkan kepada seluruh manusia. Tuhan yang maha esa adalah Allah swt, Tuhan yang maha mutlak, zat wajib al wujud, yang memberi wujud kepada alam semesta, Dia sebagai sebab hakiki pada wujud dan eksistensi alam semesta, Dia hadir secara jelas dalam benak semua manusia. Sebagai wujud mutlak yang maha sempurna, maka Tuhan adalah hakikat wujud dari alam semesta, seluruh wujud adalah manifestasi-Nya yang tidak terpisah dari pada-Nya. Karena wujud adalah satu, tidak terdiri dari unsur dan tidak berbilang, maka segala sesuatu sebagai manifestasi-Nya. Melalui studi library, analisis komparatif terhadap pemikiran M. Quraish Shihab dan berbagai pandangan para ulama, filosof dan irfan dapat dipahami bahwa manusia dapat membuktikan wujud Tuhan dan menegaskan keesaan-Nya dengan mengamati dan memperhatikan realitas alam semesta sebagai ayat-ayat kauniyah, yang membuktikan wujud-Nya yang Maha Esa. Selain itu manusia juga dapat menegaskan eksistensi-Nya dengan hati nurani yang tercerahkan dan mendapatkan pencerapan dari pada-Nya. Yaitu setelah manusia melakukan pembinaan diri, pembersihan jiwa dan penjernihan hati dan dengan mengikuti bimbingan syariat Tuhan. Tuhan yang Maha Esa akan memancarkan cahaya suci-Nya di hati orang- orang yang berusaha menuju diri-Nya dengan sungguh-sungguh, menjalankan perintah agama, meninggalkan larangannya dan memfokuskan pikiran kepada- Nya dalam segala keadaan. Pandangan M. Quraish Shihab dalam hal tersebut tidak berbeda dengan pemikiran para filosof dan irfan Islam, bahwa Tuhan yang Maha Esa adalah zat yang maha zhahir dan maha batin, realitas-Nya hadir di hati manusia secara fitrawi. Akal adalah potensi dasar bagi manusia dalam memahami sesuatu, menentukan baik dan buruk, akal harus dapat menentukan dan memberi kesimpulan bahwa dalam realitas wujud di alam semesta ada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, Maha Awal dan Maha Akhir, dekat dengan makhlukNya dan tidak berpisah dari padanya, tidak ada wujud selain diriNya, tidak ada sesuatu kecuali Dia, dan tidak ada Tuhan selain Allah. Dan bahwa potensi yang sempurna pada diri manusia setelah akal dan rasio untuk membuktikan wujud Allah dan jalan untuk mengetahui dan berinteraksi dengan-Nya adalah hati (qalbu), yang dimulai dengan mendayagunakan rasa (dzauq) dan intuisi, hingga hati nurani, dengan mengikuti bimbingan agama yang benar. Dan dengan jalan tersebut Allah akan menyingkap tabir-tabir hijab yang membatasi manusia dan menghalangi makrifahnya atas Allah swt, dan dengan hal itu manusia akan mencapai pengetahuan hakiki berdasarkan syuhud (kesaksian batin) dan kasyaf (ketersingkapan tabir Ilahi), sehingga hati manusia dapat menyaksikan zat Allah dengan jelas dan benar.