The Role of Stakeholders in Conseravation Governance in The Upstream Bedadung Watershed

Main Authors: Petrina, Jenitra Milan, Idah Andriyani
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB) , 2022
Subjects:
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/view/36688
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/view/36688/23079
Daftar Isi:
  • The upstream of the Bedadung watershed is a catchment area. Now Bedadung watershed does not function optimally because of illegal logging and the change in function of protected forest to production forest. There was an increase in erosion, landslide, and flood. This research aims to identify conservation activities and Identify the roles of stakeholders in governance upstream Bedadung watershed. The result of the first purpose is conservation activities in the fourth Sub-watershed with exploratory, descriptive analysis: (1) Jompo Sub-watershed (coffee plants, teak plants, and terraces), cover crops, DAM controller, (2) Antrokan Sub-watershed such as durian terracing, use of organic mulch, sengon plants with elephant grass, (3) Rempangan Sub-watershed, such as planting cover crops, coffee, and lamtoro terracing, (sengon, coffee, and terrace), reforestation with matoah, sengon, durian, avocado, petai, guava, (4) Rembangan Sub-watershed, such as grass strips, cover crops, (lamtoro, coffee, and terrace). The results of the second purpose are to identify roles, relationships, influence, and strength of stakeholders in the implementation of conservation governance using The Four Rs analysis and stakeholder strength analysis. The position and function of each stakeholder managing the upstream Bedadung Watershed, namely (1) LMDH and KTH as (Subject), (2) Branch of the Jember Regional Forestry Service, Perum Perhutani, and BPDAS Brantas Sampean as (Key Player), (3) Dinas Environment of Jember Regency, Bappeda Jember, Department of Public Works Bina Marga of Jember Regency, and Department of Agriculture of Jember as (Context Setters), (4) Brantas Sampean Watershed Forum as (Crowd).
  • Hulu DAS Bedadung merupakan daerah resapan air. Saat ini DAS Bedadung tidak berfungsi secara optimal, karena penebangan liar dan perubahan fungsi hutan lindung menjadi hutan produksi. Akibatnya terjadi peningkatan erosi, tanah longsor, dan banjir. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kegiatan konservasi di daerah hulu, dan peran stakeholder dalam tata kelola DAS Bedadung. Hasil penelitian terkait identifikasi kegiatan konservasi di empat Sub DAS menggunakan analisis deskriptif eksploratif adalah: (1) Sub DAS Jompo yaitu (tanaman kopi, tanaman jati dan terasering), tanaman penutup tanah, DAM pengendali, (2) Sub DAS Antrokan yaitu terasering tanaman durian, penggunaan mulsa organik, tanaman sengon dengan rumput gajah, (3) Sub DAS Rempangan yaitu penanaman tanaman penutup tanah, terasering tanaman kopi dengan lamtoro, (tanaman sengon, kopi dan terasering), reboisasi dengan tanaman matoah sengon, duren, alpukat, pete, jambu biji, (4) Sub DAS Rembangan yaitu strip rumput, tanaman penutup tanah, (tanaman lamtoro, kopi, dan terasering. Hasil penelitian tujuan kedua terkait peran dan hubungan stakeholder dalam pelaksanaan tata kelola konservasi dilakukan dengan analisis The Four Rs (Empat R), sedangkan kekuatan dan pengaruh stakeholder menggunakan analisis kekuatan stakeholder. Posisi dan peranan masing-masing stakeholder pengelola hulu DAS Bedadung, yaitu (1) LMDH dan KTH sebagai (Subject), (2) Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember, Perum Perhutani, dan BPDAS Brantas Sampean sebagai (Key Player), (3) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jember, Bappeda Jember, Dinas PU Bina Marga Kabupaten Jember, dan Dinas Pertanian Jember sebagai (Context Setter), (4) Forum DAS Brantas Sampean sebagai (Crowd)