Hubungan Antara Self-Compassion dan Kesejahteraan Subjektif pada Suami yang Menjalani Commuter Marriage di Kota Bandung
Daftar Isi:
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self compassion dan kesejahteraan subjektif pada suami yang menjalani commuter marriage di kota Bandung. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang dipilih menggunakan metode snowball sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur self-compassion adalah hasil back-translation oleh Riasnugrahani & Sarintohe (2012) dari Self-Compassion Scale yang dikembangkan oleh Kristin Neff (2009) dan kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Untuk mengukur kesejahteraan subjektif, alat ukur yang digunakan dikonstruksi oleh peneliti yang disusun berdasarkan komponen-komponen kesejahteraan subjektif menurut Diener (1984). Pada penelitian ini pun dijaring data-data sosiodemografis responden yaitu usia, usia pernikahan, lama menjalani commuter marriage, jenis pekerjaan, jumlah anak, status pekerjaan istri, dan pendidikan. Pengolahan data dilakukan dengan uji korelasi Spearman dengan program SPSS 21.0 dan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.588. Disimpulkan terdapat hubungan signifikan yang kuat antara self-compassion dan kesejahteraan subjektif. Ditemukan pula hubungan yang signifikan antara komponen-komponen self-compassion dan kesejahteraan subjektif, kecuali komponen common humanity (koefisien korelasi= 0.259). Peneliti memberikan saran agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian korelasi antara self-compassion dan kesejahteraan subjektif pada suami commuter marriage dengan mengikutsertakan data-data sosiodemografis lainnya, seperti persepsi istri mengenai kondisi yang dihadapi. Bagi para responden dengan self-compassion yang rendah agar dapat memandang kondisinya secara lebih realistis.