Daftar Isi:
  • Kehidupan manusia mempunyai dua aspek yang paling mendasar dan wajib untuk dipenuhi oleh setiap pribadinya secara seimbang, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani lebih bersifat secara fisik, sedangkan kebutuhan rohani bersifat secara non fisik, antara lain kebutuhan spiritual, mental, dan psikologis. Kegiatan ritual keagamaan adalah salah satu cara memenuhi kebutuhan manusia secara rohani. Hal ini merupakan pengungkapan kebutuhan spiritual akan kekuatan di luar batas indrawi kehidupan manusia. Keberhasilan kebutuhan ini tidak terhempas dari wadah dimana kegiatan tersebut berlangsung. Gereja sebagai wadah kegiatan spritual agama Katolik, tentu harus dapat mewadahi segala kegiatan peribadahan yang ada di dalamnya, sehingga proses pemenuhan kebutuhan spritual seseorang tidak hanya didapatkan dari aktivitas ritual agama semata melainkan melalui fisik lingkungan sekitarnya. Gereja harus memiliki tingkat fungsional baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik, ruang memberikan kontribusi sebagai wadah yang sesuai dengan kegiatan di dalamnya, sedangkan secara psikis ruang memberikan sebuah pengalaman ketika orang sedang berada di dalamnya. Pengalaman ruang sangat memiliki relevansi dengan hasil persepsi setiap individu dimana hal ini berkaitan dengan persepsi religius. Pengalaman akan ruang yang kudus mengantarkan umat ke dalam tingkat religiositasnya. Religiositas tumbuh dan berkembang dari masing-masing pribadi individu. Bangunan dan lingkungan sebenarnya hanya media pelengkap untuk merangsang timbulnya persepsi religius umat.