Daftar Isi:
  • Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang sangat terbatas untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Berbagai keterbatasan yang dialami oleh penyandang low vision dapat menurunkan derajat Psychological Well-Being (PWB) yang mereka miliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) dalam meningkatkan derajat Psychological Well-Being (PWB) pada penyandang low vision di Yayasan “X” Bandung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 2 orang. Data diperoleh melalui kuesioner, observasi dan interview. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur derajat PWB adalah hasil adaptasi dari Scale of Psychological Well-Being (SPWB) dari Ryff (1989) yang telah dimodifikasi oleh Indah (2013). Validitas alat ukur berkisar antara 0,334-0,797 dan reliabilitas 0,905. Sementara untuk mengukur fleksibilitas psikologis digunakan Acceptance and Action Questionnaire (AAQ II) dari Hayes (2011). Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest. Hasil penelitian secara statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pre-treatment dan post-treatment pada kedua subjek. Hal ini diindikasikan dengan menggunakan uji beda rata-rata, diperoleh nilai t hitung = 7,222 < t tabel = 12,706. Hasil analisa kualitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan derajat Psychological Well-Being pada kedua subjek setelah diberikan intervensi ACT. Seluruh dimensi Psychological Well-Being mengalami peningkatan dan yang paling tinggi terdapat pada dimensi Self Acceptance. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan derajat fleksibilitas psikologis pada kedua subjek. Setelah diberikan intervensi ACT kedua subjek lebih bersedia untuk menerima berbagai pengalaman internal yang tidak menyenangkan terkait dengan kondisi low vision yang mereka alami, mereka juga lebih memiliki makna dan tujuan dalam hidupnya, lebih berani beraktivitas secara mandiri, serta memiliki hubungan yang lebih baik dengan lingkungannya.