Daftar Isi:
  • Penelitian ini berjudul ”Studi deskriptif mengenai ethnic identity pada remaja berlatarbelakang Batak Toba di perkumpulan Marga “X” Bengkulu. Teori yang digunakan yaitu Ethnic identity dari Jean S. Phinney (1992. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian yang diajukkan menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah ethnic identity pada remaja berlatarbelakang Batak Toba di perkumpulan marga “X” Bengkulu. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan ukuran sampel 120 remaja. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner mengenai ethnic identity yang diambil dari The Multigroup Ethnic Identity Measures (MEIM) dari Jean S. Phinney (1992). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus Rank Spearman diperoleh 14 item yang diterima untuk mengukur status ethnic identity yang dimiliki oleh remaja berlatar belakang Batak Toba. Validitas item berkisar antara 0.553 sampai 0.866 dan reliabilitasnya sebesar 0.9068. Hasil pembahasan menggunakan teknik distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Hasinya adalah sebagian besar remaja berlatarbelakang Batak Toba memiliki status achieved ethnic identity dan sejumlah remaja memiliki status ethnic identity diffusion. Remaja Batak Toba yang berstatus achieved ethnic identity didukung oleh faktor kontak budaya, jenis kelamin, usia, dan other group orientation. Remaja yang berstatus ethnic identity diffusion dipengaruhi oleh faktor status ekonomi dan other group orientation. Saran yang diajukkan untuk penelitian selanjutnya adalah mengaitkan ethnic identity dengan variabel lain, misalnya pengaruh ethnic identity terhadap kontak budaya, gender, usia, dan status ekonomi. Juga dapat melakukan penelitian studi deskriptif mengenai ethnic identity pada remaja dengan latar belakang budaya yang berbeda seperti; Sunda, Manado, Palembang, Jawa, dan budaya-budaya Indonesia lainnya. Selain itu ada pula guna laksana yang diberikan pada remaja Batak Toba yaitu membuat pertemuan kelompok kecil agar dapat melakukan shering tentang budaya Batak Toba, bagi remaja yang berstatus ekonomi menengah bawah diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan budaya Batak Toba, bagi para orangtua atau ketua adat agar melibatkan remaja dalam upacara adat, bagi para orangtua etnis Batak Toba agar lebih dini menanamkan nilai-nilai budaya Batak Toba, dan disarankan juga membuat suatu pergelaran seni Batak Toba yang dapat dilihat oleh seluruh masyarakat agar setiap individu memahami budaya Batak Toba.