Analisa Perbandigan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Dengan Activity Based Costing System Dalam Pembebanan Biaya Operasional Di Perusahaan Jasa (Studi kasus PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ)
Daftar Isi:
- Kesadaran konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhannya membuat perusahaan – perusahaan berusaha untuk memberikan produk barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan bagi konsumennya. Perusahaan menarik konsumen dengan berbagai macam usaha, dengan harapan konsumen dapat mengkonsumsi barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari produk atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Perbandingan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional dengan Activity based costing (ABC) System dalam pembebanan biaya operasional pada perusahan jasa, perusahaan yang penulis pilih adalah PT. PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa barat dan Banten, Segmen Retail. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian komparatif, karena penulis membandingkan antara dua variable yaitu pembebanan biaya operasional dengan menggunakan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional dengan menggunakan Activity based costing (ABC) System. Data yang diperoleh selama penelitian di analisis, kemudian dip roses lebih lanjut dengan dasar teori yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan keakuratan Activity based costing (ABC) System dengan sistem akuntansi biaya tradisional dalam pembebanan biaya, terhadap produk yang diharapkan dapat menghasilkan Pembebanan Biaya Penjualan yang lebih akurat juga. Berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat bahwa PT. PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa barat dan Banten, Segmen Retail dalam menggunakan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional menggunakan cost driver tunggal yaitu volume pelayanan (Kwh) sehingga pengalokasian biaya operasional perusahaan dalam memberikan pelayanaan kepada konsumen dapat terjadi distorsi, karena apabila konsumen mengkonsumsi produk atau jasa dalam jumlah yang sedikit maka biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menghasilkan jasa akan sedikit juga. Dengan demikian akan berdampak pula Pembebanan Biaya yang merupakan hasil akhir pembebanan biaya operasional baik langsung maupun tidak langsung terhadap jasa pelayanan, sehingga sistem akuntansi biaya tradisional kurang akurat. Activity based costing (ABC) System dapat membuktikan bahwa dengan menggunakan lebih dari satu cost driver akan lebih akurat pembebanan biayanya, PT. PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa barat dan Banten, merupakan perusahaan BUMN yang memiliki tingkat kegiatan yang tinggi sehingga ketidak akuratan dalam pembebanan biaya kemungkinan besar dapat terjadi. Dengan Activity based costing (ABC) System ketidak akuratan pembebanan biaya dapat diatasi. Dapat dlihat dari perbandingan Harga Pokok Per Kwh untuk jenis pelayanan tegangan menengah dan tegangan rendah dengan menggunakan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional adalah Rp. 65,4 per Kwh, sedangkan untuk Activity based costing (ABC) System tegangan menengah adalah sebesar Rp. 51,9 per Kwh dan tegangan rendah adalah sebesar Rp. 79,3 per Kwh.