"Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Pada REmaja di Lembaga Bimbingan Belajar 'X' di Kota Bandung
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana gambaran orientasi masa depan bidang pendidikan pada remaja di lembaga bimbingan belajar 'X' di kota Bandung. Orientasi masa depan bidang pendidikan adalah cara pandang seseorang terhadap masa depan pendidikannya sehingga dapat melakukan antisipasi terhadap kemungkinankemungkinan yang mungkin timbul di masa depan pendidikannya. Terdapat tiga tahap dalam pembentukan orientasi masa depan bidang pendidikan, yaitu tahap pertama motivasi, tahap kedua perencanaan, dan tahap ketiga adalah tahap evaluasi. Pembentukan orientasi masa depan bidang pendidikan juga dipengaruhi oleh empat faktor lain, yaitu tuntutan situasional, kematangan kognitif, social learning, dan proses interaksi. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner orientasi masa depan bidang pendidikan yang dibuat oleh Victoriana E. (2000) dan dimodifikasi kembali oleh peneliti berdasarkan teori dari Jari-Erik Nurmi. Variabel yang diteliti adalah orientasi masa depan bidang pendidikan. Sampel diambil dengan tehnik purposive sampling, yaitu tehnik penentuan sampel yang sesuai dengan kriteria yang dibuat peneliti untuk tujuan penelitian dengan jumlah responden 240 remaja di lembaga bimbingan belajar 'X' Bandung, yang saat ini duduk di kelas X, XI, XII, dan remaja yang telah lulus dari SMA (alumni). Uji validitas yang digunakan adalah Rank Spearman dengan hasil ujinya berkisar 0,135 – 0,711 yaitu memiliki korelasi tinggi. Dan uji reliabilitas yang digunakan adalah Alpha Cronbach dengan hasil uji sebesar 0,867 yaitu reliabilitas tinggi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu peneliti ingin mencoba menggambarkan orientasi masa depan bidang pendidikan pada remaja di lembaga bimbingan belajar 'X' Bandung Berdasarkan pengolahan data statistik, diperoleh hasil bahwa remaja di lembagabimbingan belajar 'X' Bandung yang memiliki orientasi masa depan yang jelas sebesar 60% dan yang memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas sebesar 40 %. Remaja dengan orientasi masa depan yang jelas dengan motivasi yang tinggi sebesar 86,1 %, perencanaan yang terarah sebesar 93,8 %, dan yang melakukan evaluasi yang akurat sebesar 73,6 %. Sedangkan remaja dengan orientasi masa depan yang tidak jelas dengan motivasi yang rendah sebesar 61,5 %, perencanaan yang tidak terarah sebesar 63,5 %, dan yang melakukan evaluasi yang tidak akurat sebesar 86,5 %. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki orientasi masa depan yang jelas memiliki motivasi yang tinggi, perencanaan yang terarah, dan evaluasi yang akurat. Sedangkan remaja yang memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas memiliki motivasi yang rendah, perencanaan yang tidak terarah, dan evaluasi yang tidak akurat. Saran yang diajukan peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian mengenai profil motivasi, perencanaan dan evaluasi sebagai tahapan yang membentuk orientasi masa depan bidang pendidikan pada lembaga bimbingan belajar lainnya. Semoga penelitian ini berguna bagi remaja, para tutor, dan orangtua dalam membentuk orientasi masa depan bidang pendidikan.