Daftar Isi:
  • Peneilitian ini dilakukan untuk mengetahui causality orientations pada anggota AIESEC Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey. Populasi sasaran adalah anggota AIESEC Indonesia yang telah tiga tahun berada di AIESEC yaitu sebanyak 120 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner GCOS yang disusun oleh Deci & Ryan (Deci & Ryan, 2000) dan dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu pada teori Self Determination. Alat ukur ini menjaring tiga aspek dari causality orientation yaitu autonomy orientation, control orientation, dan impersonal orientation. Yang paling dominan dari ketiga aspek orientasi di atas adalah Causality Orientation Autonomy sebesar 82,5 %, diikuti dengan causality orientation control sebesar 16,7% dan causality orientation impersonal sebesar 0,8%. Derajat autonomy yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh needs autonomy, needs competence, dan needs relatedness yang dimiliki adalah anggota AIESEC Indonesia yang tergolong kuat dimana para anggota menghayati ketiga needs-nya terpenuhi. Dengan terpenuhinya ketiga needs tersebut maka akan mendukung motivasi intrinsik yang juga berarti mendukung perilaku yang autonomous. Selain itu konteks sosial berupa lingkungan informing yang akan mempertahankan bahkan meningkatkan motivasi intrinsik yang berarti mendukung perilaku autonomous dan lingkungan control yang merupakan kebalikannya. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran kepada para pengurus AIESEC Indonesia untuk mempertahankan dan mengembangkan situasi dan kondisi sekolah yang menunjang autonomy orientation sehingga dapat meningkatkan kualitas para pengajar dan kualitas anak didik. Dalam penelitian ini satu aspek causality orientation yang menonjol yaitu autonomy sehingga peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek conrol dan aspek impersonal dengan sampel yang lebih bervariasi.