Daftar Isi:
  • Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Soekarno Hatta, masalah yang timbul adalah ketidakstabilan persentase piutang tak tertagih dari tahun 2004 sampai dengan pertengahan tahun 2006. Penurunan piutang tak tertagih sebesar 8,4 %, disebabkan karena adanya sanksi yang kurang tegas terhadap para debitur yang melanggar peraturan perusahaan, perputaran transaksi yang semakin padat tidak didukung dengan peningkatan teknologi informasi yang memadai, dan terjadinya kenaikan nilai tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas piutang usaha yang dilaksanakan , pemeriksaan internal atas piutang usaha, dan menguji seberapa besar pemeriksaan internal berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal piutang usaha di perusahaan tersebut. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptis analitis. Untuk teknik pengumpulan data penulis menggunakan studi kepustakaan dan penelitian lapangan dengan observasi, kuesioner serta wawancara dengan staf terkait. Berdasarkan, hasil pengujian hipotesis diperoleh besarnya peranan pemeriksaan internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal piutang usaha adalah sebesar 47.2 % yang artinya cukup berperan. Untuk hasil uji-t diperoleh t hitung sebesar 3.179 dan t tabel 2.074 hal tersebut menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yaitu “pemeriksaan internal yang dilaksanakan dengan memadai dapat menunjang efektivitas pengendalian internal piutang usaha”, dapat diterima. Faktor-faktor yang menunjang hipotesis tersebut adalah kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, program kerjapemeriksaan, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, dan penindaklanjutan, unsur-unsur pengendalian, serta tercapainya tujuan umum dan khusus dari pengendalian internal.Meskipun demikian masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan pemeriksaan internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal piutang usaha pada perusahaan tersebut diantaranya, kebijakan dalam pencatatan piutang usaha masih menggunakan semi computerized system, sanksi yang kurang tegas terhadap debitur yang melanggar peraturan, dan teknologi informasi kurang ditingkatkan dalam mengimbangi transaksi yang padat. Untuk mengatasi masalah tersebut disarankan agar menggunakan full computerized systemuntuk pencatatan akuntansi, menetapkan sanksi yang tegas kepada debitur, meningkatkan teknologi informasi untuk menghasilkan data dengan cepat dan akurat, dan memberikan pelatihan mengenai teknologi informasi kepada petugas bagian akuntansi cara menggunakannya dengan baik.