The Use of Misunderstanding in Creating Jokes
Daftar Isi:
- Dalam skripsi ini penulis membahas tentang penggunaan kesalahpahaman (misunderstanding) di dalam membuat cerita lucu (jokes) yang digunakan sebagai salah satu elemen yang membuat cerita lucu menjadi lucu. Kesalahpahaman yang ada dalam cerita lucu yang dibahas pada Bab III dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian, yakni semantic misunderstanding, syntactic misunderstanding, phonological misunderstanding, dan pragmatic misunderstanding. Penyebab kesalahpahaman yang terdapat dalam cerita lucu meliputi empat bidang linguistik, yaitu semantik, sintaks, fonologi, dan pragmatik. Dari diskusi semantik dapat ditemukan bahwa para penulis cerita lucu banyak menggunakan elemen-elemen seperti homonim, homofon, lexical ambiguity, arti harafiah dan arti konotasi, serta ekspresi-ekspresi idiomatik (idiomatic expressions). Dari diskusi sintaks terlihat bahwa para penulis cerita lucu menggunakan structural ambiguity sebagai penyebab kesalahpahaman dalam cerita lucu. Sedangkan dari diskusi fonologi para penulis cerita lucu menggunakan pasangan minimal (minimal pairs) dalam membuat kesalahpahaman dalam cerita lucu mereka.Dari diskusi pragmatik disimpulkan bahwa para penulis cerita lucu menggunakan maxims of conversation, off and on record statements, serta ekspresi-ekspresi deictic (deictic expression). Jika dilihat lebih lanjut, kesalahpahaman yang menjadi salah satu elemen yang membuat cerita lucu menjadi lucu ternyata hampir sama dengan kesalahpahaman yang sering terjadi pada kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dimengerti karena banyak cerita lucu diambil dari cerita nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kesalahpahaman yang terdapat di dalam cerita lucu ternyata dapat mengajarkan sesuatu, bahwa dalam berkomunikasi kita tidak boleh hanya mengandalkan bahasa tetapi kita juga harus memperhatikan hal-hal lain sehingga kita dapat berkomunikasi dengan baik dan terhindar dari kesalahpahaman dalam berkomunikasi.