Daftar Isi:
  • Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai self-efficacy pada siswa yang mengikuti program akselerasi di SMUN “X”, Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai self-efficacy pada siswa akselerasi di SMUN ”X”, Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif dengan teknik survei. Populasi penelitian ini adalah siswa akselerasi yang terdaftar di SMUN ”X”, Bandung sebanyak 30 orang siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui self-efficacy adalah alat ukur yang dimodifikasi sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Bandura, dengan validitas berkisar antara 0,390 sampai dengan 0,848 dan reliabilitas 0,963 menggunakan program SPSS 11.0 dengan uji statistik rank spearman. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa self-efficacy pada siswa akselerasi di SMUN ’X’, Bandung yaitu sebagai berikut: 63,3% siswa akselerasi memiliki self-efficacy yang rendah sedangkan 36,7% siswa akselerasi memiliki self-efficacy yang tinggi. Diketahui juga bahwa sumber yang mempengaruhi perkembangan self-efficacy siswa adalah vicarious experiences, social persuasion, dan psychological and affective states sedangkan mastery experiences kurang mempengaruhi perkembangan self-efficacy siswa . Berdasarkan kesimpulan di atas maka, peneliti mengajukan saran untuk diadakannya penelitian lanjutan mengenai: studi perbandingan mengenai pengaruh antara prestasi non-akademik dan prestasi akademik terhadap selfefficacy siswa SMU, studi perbadingan antara vicarious experiences dan mastery experiences pada siswa SMU, dan pengaruh feedback terhadap derajat selfefficacy pada siswa SMU. Bagi siswa akselerasi yang memiliki self-efficacy rendah disarankan agar dapat mengolah feed back yang diberikan oleh teman dan orang tua, mengolah kondisi fisik (sakit, lelah) dan kondisi emosional (stres, tegang) yang dialami, lebih yakin akan keberhasilan yang diraihnya untuk perkembangan self-efficacy. Bagi orang tua disarankan untuk menjaga keseimbangan feedback baik berupa pujian maupun kritikan yang memberi dampak bagi perkembangan self-efficacy anak-anaknya. Bagi para guru memberi informasi mengenai gambaran self-efficacy siswanya yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan konseling untuk para siswa.