Peranan Analisis Break-Even Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen Terhadap Peningkatan Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bandung)
Daftar Isi:
- Pada jaman sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha semakin berkembang, perusahaan harus mempunyai strategi untuk dapat mempertahankan usahanya. Perusahaan harus dapat menciptakan produk dengan kualitas yang baik. Kualitas produk merupakan faktor utama untuk dapat memperoleh pangsa pasar dan salah satu cara untuk dapat bertahan dalam persaingan dunia usaha. Jika telah mendapat pangsa pasar yang baik, maka perusahaan akan memperoleh laba dari hasil penjualan produk-produknya. Perolehan laba merupakan tujuan perusahaan. Karena perusahaan sebagai unit ekonomi umumnya bertujuan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Untuk memperoleh laba yang besar, perusahaan perlu mengelola perusahaannya dengan efektif dan efisien sesuai dengan prinsip ekonomi, yaitu dari sumber daya yang minimum dapat menghasilkan hasil yang maksimum. Untuk itu perusahaan harus mengendalikanbiaya-biaya produksi sehingga diperoleh harga jual yang layak dan mampu bersaing untuk meningkatkan volume penjualan. Dengan meningkatnya volume penjualan maka laba yang diperoleh perusahaan juga akan meningkat. Namun, untuk memperoleh labayang selalu meningkat pada setiap tahunnya tidaklah mudah, manajemen perusahaan harus melakukan perencanaan dan pengendalian yang matang untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai untuk dapat meningkatkan tingkatlaba yang ditargetkan. Salah satucara yang dapat membantu manajemen dalam merencanakan labanya adalah dengan menggunakan analisis Break-Even. Dalam skripsi yang berjudul “Peranan Analisis Break-Evensebagai Alat Bantu bagi Manajemen terhadap Peningkatan ProfitabilitasPerusahaan”, penulis melakukan penelitian pada Perusahaan “X” di Bandung, yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana analisis Break-Evendapat berguna sebagai alat bantu bagi manajemen Perusahaan “X” terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Perusahaan “X” telah melakukan pengelompokkan unsur – unsur biaya yang terjadi sesuai dengan fungsi pokok kegiatannya. Perusahaan juga telah melakukan penggolongan biaya menurut perilakunya, namun perusahaan hanya menggolongkan biaya menjadi biaya tetap dan biaya variabel saja. Selama ini perusahaan mengabaikan penggolongan biaya semivariabel. Untuk menunjang perhitungan dalam analisis Break-Even, penulis menggolongkan biaya menjadi unsur biaya semivariabel juga. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuadrat terkecil (Least Square Method).