Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai derajat resiliency remaja di panti asuhan ‘X’ Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada para remaja di Panti Asuhan ‘X’ Kabupaten Garut. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini mengkonstruk dari teori Resiliency yang dikemukakan oleh Benard (2004). Para responden diminta untuk memberikan tanggapan atas sejumlah item mengenai resiliency dan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri mereka. Selanjutnya jawaban responden akan menentukan derajat resiliency mereka, apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, diperoleh 85 item yang diterima dengan validitas yang berkisar antara 0,342 sampai dengan 0,815 dan dengan reliabilitas antara 0,640 sampai dengan 0,777. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 53% responden memiliki derajat resiliency sedang, sebanyak 25% responden memiliki derajat resiliency tinggi dan 22% lainnya rendah. Dari data penunjang yang juga diajukan pada para responden, dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor protektif yang berkaitan dengan resiliency mereka, yaitu kesempatan untuk berpartisipasi aktif di lingkungan keluarga dan harapan positif yang berupa target berprestasi dari guru di sekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar remaja di panti asuhan ‘X’ Garut memiliki resiliency pada derajat sedang. Bagi penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar lebih mendalam saat membahas setiap indikator, karena selain resiliency merupakan sebuah konsep yang memiliki indikator kompleks, juga mencegah pemahaman setiap indikator agar tidak tumpang tindih.