Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana derajat stres dalam menjalani masa persiapan pensiun pada manager menengah atas di kantor pusat PT. “X” Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan teknik survey. Populasi sasaran adalah seluruh karyawan PT “X” Bandung yang akan memasuki masa pensiun dan memenuhi karakteristik menduduki jabatan terakhir setara manager menengah atas, mempunyai anak, masih memiliki pasangan hidup, akan menjalani masa pensiun sesuai ketentuan perusahaan, pensiun karena adanya peraturan yang berlaku dan bukan pensiun atas permintaan sendiri (sukarela), dan berdomisili di Bandung. Ukuran responden penelitian ini sebesar 30 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner derajat stres yang disusun oleh Aelly (Skripsi, 2005) dan dimodifikasi oleh Peneliti yang mengacu pada teori Tom Cox. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Croncbach diperoleh 58 item yang diterima, dengan validitas berkisar antara 0,313–0,897 dan reliabilitas sebesar 0,97. Data hasil penelitian diolah dengan teknik distribusi frekuensi, dan memperlihatkan bahwa sebagian besar (76,7%) responden menghayati stres pada derajat yang moderat cenderung rendah. Dari hasil penelitian juga diketahui dukungan keluarga, penghayatan responden terhadap tuntutan lingkungan dan tuntutan dalam diri, kejelasan peran yang akan dijalani, latar belakang alasan bekerja, dan penghayatan terhadap masa pensiun pada karyawan di kantor pusat PT. “X” Bandung mampu menunjang penghayatan derajat stres berada pada moderat cenderung rendah. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran kepada pihak Kantor Pusat PT.”X” Bandung agar dapat mengembangkan program family gathering yang dapat menunjang program stress management sebagai tindak lanjut dari informasi yang diperoleh, serta kepada karyawan yang akan menghadapi masa pensiun di Kantor Pusat PT.”X” Bandung diharapkan mendapatkan pengaruh yang positif, sehingga stres yang dialami akan tetap berada pada tingkat yang moderat cenderung rendah, bahkan bila memungkinkan berada pada tingkat yang rendah. Peneliti pun mengajukan saran agar dilakukan penelitian serupa namun di organisasi yang berbeda dan dapat pula dilakukan penelitian dengan menghubungkan derajat stres dengan kemampuan penyesuaian diri menghadapi masa pensiun, efektifitas pelatihan pra-pensiun yang diadakan oleh Kantor Pusat PT.”X” Bandung, atau dengan state of anxiety yang dialami oleh karyawan yang akan menghadapi masa pensiun di Kantor Pusat PT.”X” Bandung.