Usulan Penugasan Mesin Pada Tata Letak Fraktal Menggunakan Algoritma Genetika Di PT Gamatara, Cimahi
Daftar Isi:
- PT. Gamatara merupakan perusahaan yang memproduksi dan memasok sparepart ke berbagai perusahaan otomotif, seperti PT. Astra Honda Motor, PT. Yamaha Indonesia, dan perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahan ini merupakan salah satu perusahaan manufaktur sparepart yang cukup besar di Indonesia, dan telah memperoleh ISO 9002-1994. Oleh karena variasi perubahan produk yang cepat dan volume yang bertambah, PT Gamatara diusulkan untuk mengubah tata letak mesin yang lama menjadi lebih fleksibel yaitu tata letak fraktal pada penelitian David A. C., 2010. Penelitian tersebut juga telah mengusulkan penugasan mesin dengan metode heuristik, tetapi terdapat kelemahan pada metode heuristik yang dilakukan yaitu dilihat dari karakteristik metodenya (hanya mencoba 1 alternatif) dan penugasan yang dilakukan (ketidakakuratan dalam perhitungan frekuensi by weight dan dalam penentuan prioritas item atau produk yang akan ditugaskan lebih dahulu yaitu hanya berdasarkan frekuensi terbesar). Pada penelitian ini, penulis mengusulkan untuk mengganti penugasan yang sebelumnya dilakukan dengan metode heuristik menjadi metode metaheuristik karena metode metaheuristik lebih tepat dibandingkan metode heuristik untuk diterapkan pada kasus yang memiliki banyak alternatif. Metode metaheuristik yang digunakan sebagai usulan penugasan yaitu algoritma genetika dengan kriteria minimasi ongkos material handling. Namun, sebelumnya dilakukan perbaikan perhitungan frekuensi (by weight dengan melihat kapasitas material handling dalam unit juga) dari metode heuristik agar dapat dibandingkan.Penugasan dengan algoritma genetika yang diusulkan dilakukan dengan bantuan software genetika untuk memudahkan dan mempercepat waktu penugasan. Usulan penugasan ini bertujuan untuk memperbaiki penugasan yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Manfaat yang diperoleh perusahaan apabila menerapkan penugasan yang diusulkan yaitu waktu penugasan menjadi lebih singkat. Penugasan mesin yang didapat juga lebih akurat, baik dalam perhitungan frekuensi by weight maupun penentuan prioritas item atau produk yang akan ditugaskan lebih dahulu (berdasarkan nilai frekuensi dikali cost terbesar). Selain itu, nilai ongkos material handling yang lebih kecil, meskipun perbedaannya tidak signifikan (pada kasus ini) yaitu sebesar 0.013%. Ongkos material handling awal (metode heuristik yang telah diperbaiki) sebesar Rp 221,127.48 / 3 bulan, sedangkan ongkos material handling usulan (metode metaheuristik) sebesar Rp 218,308.92 / 3 bulan, sehingga penghematannya adalah sebesar Rp 2,818.56 / 3 bulan.