Analisis Kepuasan Peserta Pelatihan Serta Uji Coba Instrument Servqual Yang Dimodifikasi (Studi Kasus Divisi Pelatihan PT Telkom Bandung)
Daftar Isi:
- PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Pada awalnya bernama “Post en Telegraafdienst” yang didirikan pada tahun 1884 dengan Staatsblad no. 52, kemudian pada tahun 1906 diubah menjadi “Post,Telegraaf en Telefoondiest” (PTT) yang berpusat di Bandung dengan alamat di Jl. Japati No. 1 Bandung, dengan Staatsblad no. 395 dan sejak itu disebut PTT-Dienst. Tahun 1931 ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasarkan I.B.W. Selanjutnya pada tahun 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 19 tahun 1960, tentang persyaratan sebuah Perusahaan Negara, ternyata PTT memenuhi syarat untuk tetap menjadi Perusahaan Negara (PN) dan dengan PERPU tahun 1961 berubah menjadi PN Pos dan Telekomunikasi. Learning Center atau Divisi Pelatihan adalah unit organisasi dibawah direktorat HC yang diberikan otoritas dan peran sebagai penyelenggara layanan Learning SDM untuk Telkom dan Telkom Group. Divisi pelatihan PT Telkom terletak di jalan Gegerkalong Hilir no. 47 Bandung. Divisi pelatihan ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat pengembangan SDM yaitu dengan melihat intensitas pelatihan yang diberikan kepada karyawan. Intensitas pelatihan tersebut dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi biaya dan jumlah jam pelatihan. Dari sisi biaya, realisasi beban Pelatihan s.d triwulan III/2007 adalah sebesar Rp 81.3 Milyar atau tercapai 58% dari anggaran sebesar Rp 140.2 Milyar. Jika dibagi dengan jumlah pegawai (25.466 pegawai) maka realisasi biaya pelatihan per pegawai adalah sebesar Rp 3.191.235,-. Dari sisi jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan, sampai dengan triwulan III/2007 adalah sebanyak 19.041 karyawan, dengan lama pelatihan adalah 85.515 hari atau rata – rata mandays sebesar 3.4 hari per pegawai. Metode yang digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan peserta pelatihan adalah dengan membandingkan antara metode servqual baku dengan metode servqual yang dimodifikasi.Metode servqual yang dimodifikasi adalah dengan cara mengganti skala yang telah digunakan untuk mengukur Gap dari metode servqual baku serta perbedaan responden pada servqual modifikasi. Metode yang digunakan pada pengolahan data adalah uji hipotesis dengan menggunakan uji Z dan uji T. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah pada Gap 1, Gap 2, Gap 3 dan Gap 4, kemungkinan besar masalah terjadi sebagai akibat standar formal yang ditetapkan lebih rendah daripada harapan peserta pelatihan. Selain itu standar yang sudah ditetapkan oleh Divisi Pelatihan jarang sekali diawasi oleh pihak manajemen. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang bisa diberikan kepada perusahaan terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan untuk peserta pelatihan adalah dengan menaikkan standar formal yang disertai pengontrolan dari manajemen untuk meningkatkan kinerja karyawan.