Analisis dan Usulan Penerapan Metode DMAIC Untuk Meminimasi Cacat Pada Produk Kemeja Di PT. "X"
Daftar Isi:
- PT.X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. Produk yang menjadi objek penelitian adalah kemeja wanita style 12FS4808. Pada proses produksi baik sewing maupun finishing sering dijumpai produk yang kualitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan pelanggan. Dari data produksi, menunjukkan bahwa rata-rata persentase produk cacat untuk produk kemeja style 12FS4711 pada periode April – Juni 2008 yaitu 10.12 % pada departemen sewing dan 7.44 % pada departemen finishing. Cacat yang dihasilkan sangat berpengaruh kepada keuntungan perusahaan. Semakin banyak produk cacat maka akan semakin banyak kerugian yang dialami perusahaan. Sampai saat ini perusahaan belum melakukan penelusuran akar permasalahan mengenai penyebab cacat. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk membantu perusahaan menelusuri masalah cacat pada produk yang ada diperusahaan. Penelitian yang dilakukan ditulis dalam Laporan Tugas Akhir “Analisis dan Usulan Penerapan Metode DMAIC Untuk Meminimasi Cacat Pada Produk kemeja Di PT.X” Metode yang digunakan adalah metode DMAIC yang terdiri dari Define (mendefinisikan), Measure (mengukur), Analyze (menganalisa), Improve (memperbaiki) dan Control (mengendalikan). Pada tahap Define, dilakukan perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian dan pengumpulan data. Setelah itu dilanjutkan pada tahap Measure, yaitu dimulai dengan stratifikasi (mengelompokkan cacat berdasarkan karakteristik cacat), peta kendali u (untuk melihat apakah jumlah defect yang diperoleh masih berada dalam batas-batas tertentu), peta kendali p (untuk melihat apakah jumlah defective yang diperoleh masih berada dalam batas-batas tertentu), serta perhitungan DPMO dan nilai sigma. Tahap selanjutnya yaitu Analyze dimana dilakukan analisis untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya cacat. Alat bantu yang digunakan yaitu FTA (Fault Tree Analysis) dan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Dari hasil analisis FTA, didapat bahwa penyebab kegagalan potensial, diantaranya : 1) tidak adanya prosedur kerja mengenai pengecekkan settingan mesin, 2) operator tidak mengikuti standar penyettingan mesin Dari hasil FMEA didapatkan bahwa prioritas penanganan untuk perbaikan kualitas dilihat dari jenis cacat adalah cacat bolong dengan nilai RPN sebesar 184, dan prioritas penanganan untuk penyebab kegagalan potensial adalah operator tidak mengikuti standar penyettingan mesin dengan nilai RPN sebesar 360. Setelah diketahui penyebab terjadinya cacat, maka sampailah pada tahap Improve dimana dilakukan rencana tindakan perbaikan kualitas dengan menggunakan metode 5W+1H. Salah satu usulan Improve yang dapat dikembangkan oleh perusahaan adalah membuat prosedur kerja mengenai pengecekkan settingan mesin jahit sebelum bekerja dan sesudah jam istirahat. Selain itu usulan berikutnya yang dapat dikembangkan adalah membuat standar penyettingan mesin jahit. Pada tahap Control, dilakukan pengamatan terhadap proses produksi yang telah dilakukan perbaikan.