Daftar Isi:
  • PT. MGT adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi bermacam-macam jenis pakaian luar pria. Proses pembuatan atau penyelesaian produk atas dasar jadwal produksi atau atas dasar order dari bagian pemasaran. Pengekosan produk yang dilakukan oleh perusahaan selama ini adalah dengan mengakumulasi kos bahan baku langsung (kain dan aksesoris), kos tenaga kerja langsung, kos overhead, kos bahan washing, dan kos retro. Saat ini dalam pengukuran kos produksi perusahaan menggunakan sistem kos sesungguhnya (ac-tual costing system). System ini mengakibatkan pihak manajemen tidak dapat mengetahui laporan kos produksi setiap saat. Dengan memperhatikan karakteristik usaha PT. MGT, perhitungan kos produk dengan menggunakan sistem kos pekerjaan-order (job-order cost systems) dapat menjawab kebutuhan perusahaan khususnya pihak manajemen saat ini. Langkah demi langkah penulis jabarkan dalam pengekosan pekerjaan-order. Dimulai dari menentukan objek kos, mengidentifikasi kos langsung beserta metoda yang digunakan untuk melekatkan kos langsung tersebut, mengidentifikasi kos tidak langsung beserta cara untuk melekatkan setiap kos tidak langsung ke pekerjaan, dan akhirnya menghitung kos total produksi dan kos per unit masing-masing pekerjaan. Perbedaan perhitungan kos produksi yang dilakukan oleh perusahaan di-bandingkan dengan yang diusulkan penulis dengan menggunakan sistem kos pekerjaan-order ternyata menyebabkan selisih. Hasil perhitungan kos produksi yang dilakukan perusahaan untuk pekerjaan MTWQ 037 AX yaitu sebesar Rp43,907.28 sedangkan dengan menggunakan pendekatan sistem kos pekerjaan-order sebesar Rp42,162.35. Untuk pekerjaan RPBC 073 C H/K perusahaan menghitung kos produksinya sebesar Rp27,553.09, sedangkan dengan menggunakan pendekatan sistem kos pekerjaan-order sebesar Rp23,895.49. Selisih kos produksi disebabkan perbedaan pengklasifikasian dan metoda pengalokasian kos overhead yang menggunakan tarif multipel. Volume produksi dan rupiah bahan baku dipilih sebagai dasar pengalokasiaan kos overhead. Pemilihan ini dikarenakan hubungan asumsian (assumed relationship) dan kemudahan (convenience). Walaupun demikian, informasi perhitungan kos bukan merupakan satu-satunya informasi dalam mengambil keputusan. Masih banyak hal-hal lain yang harus diperhitungkan dalam mengambil keputusan bagi perusahaan. Diantaranya informasi keadaan pasar, kondisi pesaing, dan lain sebagainya.