Implementasi Sistem SCADA Redundant (Studi Kasus: Proses Pengendalian Plant Temperatur Air)
Daftar Isi:
- Perkembangan teknologi pada bidang otomasi memunculkan suatu sistem yang dapat mempermudah penggunaan PLC, yaitu sistem Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA). Penggunaan SCADA pada beberapa PC dapat dibuat menjadi dua bagian yaitu sebagai server dan client. Fungsi server pada suatu plant/proses menjadi sangat penting bukan hanya karena menyediakan data bagi client, tetapi juga karena server terhubung langsung dengan plant yang dikontrolnya. Gangguan yang terjadi pada server dapat dihindari dengan membuat suatu sistem SCADA yang bersifat redundant dengan dua server yang memiliki fungsi yang sama pada satu proses. Pada sistem SCADA redundant bila komunikasi dengan salah satu server terputus maka server yang lain tetap dapat menjalankan fungsinya. Dalam SCADA redundant yang penting untuk dilakukan adalah menentukan IP komunikasi (PLC, server, dan client), mengatur dan menetapkan IP dengan server pada SCADA, serta membuat dan mengatur prioritas pada SCADA. Proses saling menggantikan fungsi saat terjadi gangguan pada server terjadi karena adanya prinsip prioritas pada SCADA. Saat server I mengalami gangguan, server II akan mengambil alih fungsi server I sebagai primary dan saat server I berfungsi kembali, server II akan kembali pada posisi standby. Pada percobaan Tugas Akhir ini, waktu rata-rata yang diperlukan pada saat perpindahan server II menjadi primary pada sistem SCADA redundant adalah 35 detik dan waktu rata-rata ketika server I terhubung kembali dengan sistem adalah 10 detik. Waktu rata-rata yang dibutuhkan ketika server II menjadi primary lebih lama dibandingkan saat server I terhubung kembali dengan sistem dan kembali menjadi primary karena server I sudah melakukan inisialisasi dahulu sebelumnya. Data temperatur yang dibaca oleh pengontrol sesuai dengan data yang dibaca oleh sensor Pt.100.