Daftar Isi:
  • Sambal merupakan pelengkap makanan yang umurnnya disukai dan dikonsumsi oleh orang Indonesia. Sambal mempunyai komposisi yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan berbagai macam kuman, termasuk yang menghasilkan toksin. Salah satu kuman yang dapat menghasilkan toksin penyebab keracunan makanan adalah Staphylococcus aureus. Sehubungan dengan hal tersebut itu telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kehadiran Staphylococcus pada 4 macam sambal yang dijual di Rumah Makan 'X'. Langkah-Iangkah yang dilakukan adalah melumatkan sambal dengan blender, diikuti mengencerkan secara berseri. Setelah itu hasil pengenceran ditanam ke Manitolt Salt Agar dengan metode 'pour plate' dilakukan untuk mengetahui jumlah Stapf1.vlococcus/gram. Penanaman pada Agar Darah dan Tes Katalase dilakukan untuk memastikan bahwa bakteri yang tumbuh adalah Staphylococcus. Tes koagulase dilakukan untuk memastikan pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa jumlah coloni forming unit (cfit) /gram sambal (xI05) Staphylococcus dan kemungkinan kuman-kuman lain, pada survei yang pertama berturut-turut pada sambal oncom, sambal terasi,sambal dadak, dan sambal kecap adalah 6.7, 84.5, 32.05, 5.75 dan hasil pada survei yang kedua adalah 54, 87.5, 17.3, 5.85 (Catatan: pada sambal kecap tidak ditemukan Staphylococcus). Meskipun jumlah-jumlah tersebut di atas melebihi ambang FDA, tidak dilaporkan adanya keracunan, diduga karena Staphylococcus yang ditemukan bukan strain yang menghasilkan toksin.