Daftar Isi:
  • Peredam energi adalah kelengkapan dari bendung yang berfungsi untuk meredam energi aliran air setelah melewati bendung. Sebagian besar kerusakan bendung di Indonesia disebabkan oleh penggerusan lokal (local scouring) yang terjadi di hilir bendung, Faktor utama terjadinya penggerusan yang dalam pada hilir bendung adalah peredam energi yang belum berfungsi secara efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui desain peredam energi tipe USBR II yang efektif sehingga penggerusan yang terjadi sedangkal mungkin. Pada penelitian ini digunakan peredam energi tipe USBR II, dengan panjang lantai peredam 30 cm, tinggi blok luncur 4 cm, lebar blok luncur 4 cm, jarak antar blok luncur 4 cm, tinggi gerigi pada endsill 2 cm, jarak antar gerigi 1,5 cm, lebar gerigi 1,5 cm, dan tebal gerigi 0,5 cm. Penelitian dilakukan dengan model fisik dua dimensi pada saluran terbuka di Laboratorium Hidraulika Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Pada kondisi awal dengan debit 100% (QThompson = 0,03873 m3/dt) penggerusan yang terjadi sebesar -3,2 cm, karena kinerja peredam energi masih jauh dari yang diharapkan maka dilakukan perubahan model ke-1 yaitu menambahkan rip-rap batu Ø ≤ 0,5 cm sepanjang 10 cm dari endsill dengan kedalaman 5 cm, dengan debit 100% (QThompson = 0,03939 m3/dt) penggerusan yang terjadi sebesar -1,5 cm. Pada perubahan model ke-2 dilakukan dengan rip-rap Ø ≤ 1 cm dengan panjang 10 cm dari endsill dan kedalaman sebesar 5 cm. Penggerusan yang terjadi sebesar -0,4 cm. Dari perubahan-perubahan yang dilakukan, penggerusan terdangkal terdapat pada perubahan model ke-2 yaitu sebesar -0,4 cm dengan debit 100% (QThompson =0,03894 m3/dt). Sementara itu pasir yang digunakan diklasifikasikan dengan metoda ASTM D 2487 (American Standard Testing Material) dengan cara melihat soil classification chart, maka pasir tergolong pasir dengan gradasi yang buruk dengan lanau yang bersimbol SP-SM dengan nilai Gs sebesar 2,65.