Penentuan Arus Jenuh dan Waktu Hilang Dengan Metode Irisan Pada Simpang Bersinyal Ir.H.Juanda-Dipatiukur
Daftar Isi:
- Arus jenuh didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat melewati garis henti dari kaki simpang ketika terdapat indikasi tanda hijau yang menerus dan antrian kendaraan yang menerus dalam kaki simpang tersebut (Salter, 1976). Besarnya arus jenuh sangat dipengaruhi faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi dari kaki simpang, salah satunya adalah komposisi dari arus lalulintas. Variasi kendaraan yang melewati suatu simpang akan sangat menentukan jumlah dari arus jenuh yang ada. Jika yang melewati simpang tersebut didominasi dengan kendaraan dengan nilai emp kecil maka akan terjadi nilai arus jenuh yang besar. Sedangkan jika arus yang melewati simpang tersebut didominasi oleh kendaraan dengan nilai emp yang besar maka jumlah arus jenuh akan kecil. Dari pengamatan arus jenuh, dapat ditentukan waktu hilang karena perlambatan keberangkatan dari kendaraan di persimpangan jalan dengan lampu pengatur lalulintas. Perhitungan arus jenuh dan waktu hilang dilakukan pada simpang bersinyal Ir.H.Juanda-Dipatiukur Bandung. Data diperoleh dari survei lapangan berupa geometri simpang, fase sinyal, waktu sinyal dan volume kendaraan pada saat lampu hijau. Perhitungan arus jenuh dan waktu hilang dihitung dengan metode irisan. Dari hasil perhitungan, proporsi sepeda motor lebih dari 50 % pada setiap kaki simpang. Proporsi terbesar ada pada kaki simpang Siliwangi sebesar 70,28 %. Arus Jenuh terbesar terdapat pada kaki simpang Ir.H.Juanda sisi selatan yaitu sebesar 4536 smp/jam hijau dan untuk Waktu Hilang terbesar terdapat pada kaki simpang Siliwangi yaitu 1,52 detik.