Daftar Isi:
  • Pembangunan konstruksi jalan diatas tanah lunak pada umumnya menghadapi masalah antara lain : Daya dukung tanah yang sangat rendah, dimana tanah dasar tidak dapat mendukung beban timbunan/embankment jalan ditambah beban lalu lintas sesuai rencana. Penurunan tanah dasar relatif sangat besar. Bila tanpa perbaikan tanah, penurunan tanah berlangsung sangat lambat sehingga lambat laun akan terjadi differential settlement yang sangat nyata. Karena beda penurunan ini, maka perkerasan jalan lebih cepat rusak daripada umur rencananya. Adanya alternatif lain untuk meningkatkan perkuatan tanah dasar yaitu dengan pemakaian geotekstil. Keunikan utama geotekstil adalah menjaga penurunan tanah dasar yang lebih seragam, meningkatkan kekuatan tanah dasar dan memperpanjang umur sistem, mengurangi ketebalan agregat yang dibutuhkan untuk menstabilkan tanah dasar. Oleh karena itu, dibutuhkan tegangan tarik yang besar, korelasi antara nilai tegangan tarik geotekstil yang didapat dari metode limit equilibrium dengan nilai kohesi tanah dasar menyatakan semakin kecil nilai kohesi maka semakin besar kuat tarik geotekstil yang dibutuhkan, seperti pada analisis yang telah dilakukan, bahwa c = 5 kN/m2 pada FK = 3,0 tegangan tarik mengalami kenaikkan sebesar 24,807% sampai 10,851% , pada c = 7 kN/m2 ,tegangan tarik mengalami kenaikkan sebesar 0,0409% sampai 10,507% dan c = 10 kN/m2 tegangan tarik geotekstil mengalami kenaikkan dari 5,678% sampai 8,719%. Sedangkan, Korelasi antara nilai tegangan tarik geotekstil yang didapat dari metode limit equilibrium dengan beban timbunan menyatakan semakin besar beban timbunan semakin dibutuhkan tegangan tarik yang besar, seperti pada analisis yang telah dilakukan, bahwa q = 2 kN/m2 pada FK = 1,5 tegangan tarik mengalami kenaikkan sebesar 45,564% sampai 152,058%, pada q = 5 kN/m2 ,tegangan tarik mengalami kenaikkan sebesar 28,808% sampai 108,732% dan q = 7 kN/m2 tegangan tarik geotekstil mengalami kenaikkan dari 61,746% sampai 99,245%.