Analisis Perencanaan Bisnis Kuliner Frozen Dimsum Dimsumoo Di Bandung
Daftar Isi:
- Dalam masa pandemi Covid-19, mobilitas dan aktifitas masyarakat terbatasi oleh PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dimana adanya pembatasan kegiatan di berbagai fasilitas umum, seperti rumah makan, mall, bioskop, tempat wisata, dan sebagainya. Oleh sebab itu pembelian bahan makanan dilakukan melalui online shop. Kuliner frozen food selama tahun 2020 menjadi salah satu minat bisnis yang digeluti banyak wirausahawan, seperti baso, ayam ungkep, nugget, sosis, otak�otak ikan, dan siomay (dimsum). Produk dimsum yang dimiliki penulis memiliki keunggulan, yaitu bentuk ukuran dimsum lebih besar dibandingkan produk pesaing dan memiliki rasa unik dan khas. Penulis memberikan nama Dimsumoo untuk usaha produk dimsum ini. Dimsumoo merupakan daging ayam tidak menggunakan campuran tepung dan memakai racikan khusus berstandar premium. Targeting Dimsumoo adalah wanita dan pria dari berbagai kalangan di Bandung tengah dengan usia 22-30 tahun yang memiliki daya beli dimsum dan berstatus pelajar dan pekerja. Strategi pemasaran yang digunakan, yaitu mempromosikan produk Dimsumoo di Instagram food blogger, Instagram ads, Grab Food, dan Go�Food. Modal awal yang digunakan untuk menjalankan usaha ini sebesar Rp 403.725.500, dimana modal ini disetor oleh penulis. Kelayakan dalam menjalankan usaha ini dapat dibuktikan dengan menggunakan metode Net Present Value, Payback Period, dan Profitability index. Hasil dari metode Net Present Value Rp 1.064.980.052 dapat diartikan, NPV > 0. Hasil dari metode Payback Period, yaitu 1 tahun 2 bulan 4 hari, dapat diartikan investasi awal sebesar 403.725.500 didapatkan kembali selama 1 tahun 2 bulan 4 hari. Hasil dari Profitability index, yaitu 3,5, dapat diartikan PI > 1. Hasil dari penilaian dengan metode tersebut, dapat disimpulkan bahwa Dimsumoo layak untuk dijalankan.