Studi Perencanaan Hidraulik Peredam Energi Tipe Schoklitsch Dengan Model Fisik Dua Dimensi
Daftar Isi:
- Dalam perencanaan bangunan air, umumnya hanya ditinjau dari keamanan terhadap faktor alam yang terjadi di sekitarnya saja, kurang memperhatikan keamanan akibat pengaruh bangunan terhadap perubahan morfologi sungai jauh di udik dan di hilir bangunan serta pengaruh perubahan lingkungan. Salah satu dari bangunan air tersebut adalah bendung dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat mengalir ke saluran atau jaringan berikutnya. Penggerusan lokal yang terjadi di hilir bendung yang disebabkan oleh tingginya permukaan air akibat pembendungan, membahayakan kostruksi bendung itu sendiri. Oleh karena itu unutk mencegah agar penggerusan yang terjadi tidak terlalu dalam, maka dilakukan penelitian terhadap bendung dengan peredeam energinya. Model untuk penelitian dilakukan di Laboratorium Hidraulika dan Mekanika Fluida Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha. Faktor utama terjadinya penggerusan yang dalam di hilir bendung adalah peredam energi yang belum berfungsi secara optimal. Maka untuk mengatasi penggerusan yang terjadi di hilir bendung, dilakukan modifikasi terhadap model fisik peredam energi dengan membuat lantai kolam olak menjadi lebih panjang daripada desain awal, ambang hilir (endsilll) menjadi berbentuk kotak persegi dengan ketinggian berselang-seling (gigi ompong), dan juga penambahan terhadap kelengkapan dari peredam energi itu sendiri yaitu penambahan pengaman gerusan berupa rip-rap batu (batu kosong). Pada peredam energi dengan kondisi model awal dengan debit 100% (Q = 0,03323 m3/detik) penggerusan yang terjadi adalah sedalam –5 cm, maka dilakukan pemodifikasian yang pertama yaitu perubahan panjang kolam olak sebesar 6 cm, dengan debit 100% (Q = 0,03342 m3/detik) penggerusan yang terjadi adalah sedalam –5 cm. Pemodifikasian inipun tidak membuahkan hasil yang baik, maka dilakukanlah pemodifikasian yang ke-dua yaitu perubahan ambang hilir (endsilll) dengan membuatnya menjadi berbentuk kotak persegi dengan ketinggian berselang-seling (gigi ompong), dengan debit 100% (Q = 0,03253 m3/detik) penggerusan yang terjadi adalah sedalam –2 cm. Setelah pemodifikasian yang ke-dua, penggerusan yang terjadi masih dapat membahayakan konstruksi bendung, maka pemodifikasian yang ke-tiga berubah menjadi penambahan terhadap kelengkapan dari peredam energi itu sendiri yaitu penambahan pengaman gerusan berupa rip-rap batu (batu kosong), dengan debit 100% (Q = 0,0319 m3/detik) penggerusan yang terjadi adalah sedalam –1 cm.