Daftar Isi:
  • Paru-paru merupakan organ sistem pernapasan yang berfungsi untuk menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Merokok berperan terhadap patofisiologi penyakit paru yang menyebabkan gangguan fungsi paru. Terdapat 818.500 pengguna rokok elektrik dari Indonesia, Malaysia, Qatar, dan Yunani di mana Indonesia menduduki peringkat kedua tertinggi. Label ‘aman’ pada industri rokok elektrik menjadi harapan baru bagi perokok tembakau untuk beralih menggunakan rokok elektrik. Rokok elektrik hadir sebagai solusi merokok namun 80% dari pengguna rokok elektrik gagal berhenti merokok, mereka justru menjadi ‘dual user’. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui pengaruh rokok elektrik terhadap fungsi paru yaitu FEV1, FVC, dan FEV1/FVC yang diukur melalui spirometri pada pria dewasa muda. Hasil yang didapatkan melalui pembahasan studi pustaka ini adalah rokok elektrik mendasari mekanisme yang sama dengan rokok konvensional yaitu melalui disfungsi kanal ion Cystic Fibrosis Transmembrane Conductance Regulator (CFTR), pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS), dan induksi matriks ekstraselular (ECM) yang menyebabkan meningkatnya resistensi aliran udara yang digambarkan oleh pola obstruksi saluran pernapasan dengan penurunan FEV1 dan FEV1/FVC yang signifikan dan FVC yang tidak signifikan. Mekanisme lain yang menyebabkan peningkatan resistensi saluran pernapasan yaitu melalui proses remodeling saluran pernapasan, pembengkakan saluran pernapasan akibat infeksi rhinovirus, udem mukosa, disfungsi Calcium-activated Chloride Channel (CaCC), bronkosekresi, dan bronkospasme.