Daftar Isi:
  • Jalan layang adalah bangunan jalan yang melayang di atas tanah dan memiliki ketinggian suatu konstruksi yang gunanya untuk menghubungkan jalur transportasi atau lalu lintas melintasi suatu rintangan atau jalur transportasi yang berbeda dan yang lebih rendah. Dalam membangun suatu jalan layang diperlukan perencanaan/desain yang akan memuat semua data yang menunjang jalannya kegiatan pelaksanaan konstruksi jalan layang itu sendiri, termasuk di dalamnya adalah metoda (pelaksanaan) konstruksi yang akan dipakai. Jalan layang yang dipilih adalah jalan layang Cimindi dengan panjang lintasan 666,50 meter. Gelagar yang digunakan pada proyek jalan layang ini adalah gelagar beton pratekan berbentuk I (PC–I Girder). Desain jalan layang mengikuti standar perencanaan jembatan beton pratekan dengan bentang 40 meter. Dalam Tugas Akhir ini, gelagar yang digunakan merupakan gelagar beton pratekan pracetak pasca tarik (post tensioning). Metoda konstruksi dibatasi kepada metoda pelaksanaan untuk pekerjaan gelagar jalan layang, yang terdiri dari fabrikasi segmen gelagar beton pratekan di pabrik, pengangkutan segmen gelagar beton pratekan dari pabrik ke lokasi proyek, penggabungan segmen menjadi gelagar, dan pemasangan gelagar ke posisi jalan layang. Untuk pemasangan gelagar ke posisi jalan layang dibatasi pada pemasangan gelagar secara simultan dalam dua arah. Dari hasil kajian Tugas Akhir ini diasumsikan bahwa pemasangan gelagar dalam dua arah dapat memberikan keuntungan dalam mempercepat waktu pelaksanaan. Metoda (pelaksanaan) konstruksi secara tidak langsung akan mempengaruhi biaya serta waktu pelaksanaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa metoda konstruksi perlu diperhatikan dalam pelaksanaan suatu proyek, untuk mensiasati kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.