Daftar Isi:
  • Salah satu masalah gizi yang dihadapi oleh Indonesia adalah kejadian balita pendek (stunting). Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dari anak dengan usia yang sama, dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) berdasarkan standar pertumbuhan mencapai kurang dari -2 standar deviasi (SD) yang terjadi akibat akumulasi masalah gizi kronis. Stunting dapat berdampak terhadap perkembangan motorik dan verbal, peningkatan penyakit degeneratif, kejadian kesakitan dan kematian. Stunting adalah hal yang sangat penting karena akan memengaruhi sumber daya manusia di masa depan. Tujuan: Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita usia 9–24 bulan. Metode: Desain penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan total sampel 50 balita stunting berusia 9-24 bulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan dan wawancara kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square dengan p=0,05. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu p=0,022 (p ≤ 0,05) berhubungan dengan kejadian stunting balita usia 9-24 bulan, sementara ASI eksklusif p=0,53, status pekerjaan ibu p = 0,63 dan tingkat pendapatan keluarga p= 0,416 tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting. Simpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting, sedangkan tidak terdapat hubungan antara ASI eksklusif, status pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting