Daftar Isi:
  • Pada umumnya arsitek menginginkan desain struktur gedung dengan jarak antara kolom yang cukup lebar, tetapi tinggi tiap lantai dari gedung tidak terlalu tinggi hanya berkisar 3-5 meter. Hal ini dapat diatasi dengan sistem struktur Flat Plate. Flat Plate digunakan untuk mereduksi ketebalan pelat, karena berhubungan dengan bentang yang dibuat cukup panjang. Indonesia adalah daerah rawan gempa maka perlu diperhitungkan sistem penahan gempa agar strukturnya dapat menahan beban gempa yang terjadi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan berkembangnya program komputer, maka struktur Flat Plate dapat dihitung dengan menggunakan program Etabs Nonlinear dengan sistem penahan gempanya memakai Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Berdasarkan analisis numerik tiga dimensi, digunakan untuk menvalidasi hasil yang didapatkan oleh komputer dengan program Etabs, maka dapat dilakukan perhitungan pembanding analisis manual yaitu dengan Portal Ekivalen tahan gempa cara Muto. Hasil perhitungan analisis manual dan numerik, dimana analisis manual dijadikan sebagai acuan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : luas tulangan kolom tiap lantai berkisar 4,4%, dan Nilai d (simpangan) dari hasil perhitungan secara program ETABS lebih besar daripada nilai d (simpangan) yang diperoleh dari manual. Sehingga dapat dipastikan akan menghasilkan besar dan jumlah tulangan yang sama.