Daftar Isi:
  • Pada umumnya arsitek menginginkan desain struktur gedung dengan bentang yang cukup lebar, tetapi tinggi tiap lantai dari gedung tidak terlalu tinggi hanya berkisar 3-5 meter. Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan sistem struktur waffle slab. Mengingat bahwa Indonesia adalah daerah rawan gempa maka perlu diperhitungkan sistem penahan gempa agar strukturnya dapat menahan beban gempa yang terjadi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan berkembangnya program komputer, maka struktur waffle slab dapat dihitung secara numerik dengan menggunakan program ETABS dengan sistem penahan gempanya mengikuti metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Analisis numerik tiga dimensi digunakan untuk memvalidasi hasil yang didapatkan oleh komputer dengan program ETABS, sehingga dapat dilakukan perhitungan pembandingan analisis manual yaitu dengan metode portal ekivalen tahan gempa. Hasil perhitungan analisis manual dan numerik, dimana analisis manual dijadikan sebagai acuan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa persentase perbedaan gaya dalam pada pelat berkisar 0,027% - 1,424% dan luas tulangan kolom tiap lantai berkisar 4,4 %, sehingga akan menghasilkan besar dan jumlah tulangan yang kurang lebih sama.