Perancangan Alat Bantu Kerja untuk Mengurangi Resiko Cedera Tulang Belakang Pekerja pada Kegiatan Perakitan dan Pengangkatan Barang di Toko Kaca dan Aluminium “X”
Daftar Isi:
- Penulis melakukan penulisan pendahuluan di toko kaca dan alumunium “X” melalui kunjungan secara langsung dan juga melakukan wawancara dengan pemilik untuk mengetahui kendala yang sedang dialami di lokasi penelitian. Setiap hari pekerja melakukan perakitan di lantai dengan postur kerja yang buruk dan melakukan pengangkatan barang yang relatif cukup berat secara manual tanpa menggunakan alat material handling. Hal ini menyebabkan pekerja merasakan sakit pada beberapa bagian tubuh apabila pada hari tersebut toko memiliki aktivitas yang padat, bahkan sampai tidak dapat masuk kerja keesokan harinya. Faktor lingkungan fisik juga dapat menjadi penyebab tidak langsung pekerja merasa sakit pada beberapa bagian tubuh, seperti misalnya pencahayaan yang kurang sehingga pekerja harus membungkuk agar dapat melihat lebih jelas, atau karena suhu dan kelembaban yang tidak nyaman sehingga pekerja bekerja sambil meringkuk di lantai, atau karena kebisingan membuat pekerja cepat lelah sehingga bekerja sambil duduk di lantai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan meminimalisasi resiko cedera tulang belakang dari aktivitas perakitan maupun aktivitas pengangkatan barang. Data yang diperlukan adalah data umum perusahaan, gambaran area penelitian, hasil kuesioner SOFI, hasil kuesioner NBM, perekaman postur kerja pekerja, data faktor pengali multiplier, dan data lingkungan fisik. Ada 6 skenario yang diamati yaitu posisi bekerja di lantai (skenario 1), posisi bekerja berdiri (skenario 2), posisi mengangkat produk dari lantai (skenario 3), posisi berjalan sambil mengangkat produk jadi (skenario 4), posisi menurunkan produk ke lantai (skenario 5), posisi menurunkan produk di mobil (skenario 6). Kuesioner SOFI dari 3 orang responden menginformasikan pekerja mengalami kurangnya energi, kelelahan fisik, serta ketidaknyamanan fisik. Kuesioner NBM dari 3 orang responden menginformasikan pekerja mengalami sakit pada beberapa bagian tubuhnya. Metode REBA menginformasikan bahwa dari 6 skenario yang diteliti, 4 skenario berada pada tingkat resiko menengah untuk terjadinya resiko cedera tulang belakang dan 2 skenario berada pada tingkat resiko tinggi untuk terjadinya resiko cedera tulang belakang. Metode RWL menginformasikan berat beban yang seharusnya diangkat secara manual adalah 7,04 kg-14,34 kg. Metode LI menginformasikan bahwa dari 3 skenario yang berhubugan dengan pengangkatan, seluruhnya berada pada tingkatan berisiko terjadi cedera tulang belakang. Analisis lingkungan fisik menginformasikan suhu dan pencahayaan berada pada kondisi tidak ideal. Penulis memberikan usulan meja kerja yang dapat digunakan sebagai tempat melakukan perakitan dan juga sebagai alat material handling untuk mengurangi tingkat resiko cedera tulang belakang yang mungkin dialami pekerja, serta mengusulkan penambahan lampu TL 60 watt sebanyak 6 buah dan 1 buah exhaust fan. Hasil pengujian terhadap usulan meja kerja menyatakan penurunan tingkat resiko yang dialami pekerja menjadi berisiko rendah.