Daftar Isi:
  • Komsel merupakan komunitas kecil yang penting di Departemen Mahasiswa Gereja “X” Bandung. Namun, terjadi penurunan angka kehadiran ibadah Komsel pada periode April hingga Agustus 2018. Selain itu, terdapat individu yang mengungkapkan bahwa perasaan tidak diterima atau tidak cocok dengan anggota Komsel membuat individu tidak bergabung dengan Komsel. Penelitian ini menggunakan Teori Sense of Community (McMillan dan Chavis, 1986) untuk mengetahui gambaran mengenai derajat Sense of Community pada anggota Komsel Departemen Mahasiswa Gereja “X”. Sebanyak 203 anggota Komsel Departemen Mahasiswa Gereja “X” Bandung menjadi responden penelitian ini. Responden mengisi kuesioner Sense of Community Index 2 (SCI-2; D. M. Chavis, K. S. Lee, dan Acosta J. D., 2008) yang terdiri atas 24 item dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti. Skor setiap item dijumlahkan dan hasilnya digolongkan menjadi “kuat” atau “lemah”. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, sebagian besar anggota Komsel Departemen Mahasiswa Gereja “X” Bandung memiliki Sense of Community yang kuat (95,6%). Namun, elemen membership memiliki persentase paling rendah (80,3%) dibanding ketiga elemen lainnya meski selisihnya tidak menunjukkan makna yang berarti. Simpulah berdasarkan hasil penelitian ini adalah hampir seluruh anggota Komsel Departemen Mahasiswa Gereja “X” Bandung memiliki Sense of Community yang kuat. Peneliti menyarankan agar anggota Komsel mempertahankan partisipasinya dalam kegiatan-kegiatan Komsel, serta saling mendukung melalui satu sama lain sehingga dapat terbangun atmosfer kekeluargaan dan saling peduli antara anggota Komsel. Supervisor Komsel juga dapat mendorong anggota Komsel untuk membuat simbol khusus Komsel untuk lebih meningkatkan rasa keanggotaan pada anggota Komsel.