Daftar Isi:
  • Jalan merupakan bagian dari prasarana transportasi yang memiliki peranan penting dalam menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya. Pada masa sekarang ini di lapangan banyak ditemukan keadaan perkerasan yang sudah rusak sebelum mencapai umur rencana (Kusnandar, 2005). Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa ada faktor-faktor yang kurang sesuai dengan perencanaan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan perkerasan jalan adalah beban kendaraan. Tiap kendaraan menimbulkan kerusakan yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya suatu beban standar,sehingga semua beban dapat diekivalensikan ke beban standar tersebut dengan menggunakan ”Angka Ekivalen Beban Sumbu (E)”. Nilai angka ekivalen beban sumbu kendaraan disetiap sistem jaringan wilayah akan berbeda-beda, karena akan dipengaruhi oleh fungsi jalan, aktivitas distribusi barang, dan lain-lain. Dugaan tersebut sebagai suatu hipotesis yang perlu dibuktikan Dengan menggunakan pendekatan empiris melalui rumusan yang diturunkan oleh Liddle, dicoba menganalisis angka ekivalen beban sumbu kendaraan pada ruas jalan Padalarang-Cianjur. Sebagai bahan pembanding, data sekunder yang diambil adalah ruas jalan Pekalongan-Tegal yang sebelumnya telah diteliti oleh Puslitbang Jalan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapat komposisi jumlah kendaraan yang lewat dengan didominasi oleh kendaraan golongan 1 sebesar 79,9%. Proporsi sumbu kendaraan yang melebihi ketentuan MST 8ton (Muatan Sumbu Terberat) dengan pelanggaran paling tinggi oleh kendaraan golongan 3 sebesar 34,16% pada sumbu 2. Pembahasan selanjutnya yaitu, komposisi beban kendaraan tiap sumbu dan nilai angka ekivalen beban sumbu tiap kendaraan rata-rata untuk ruas jalan Padalarang–Cianjur. Adanya perbedaan berarti nilai angka ekivalen ruas jalan Padalarang–Cianjur dengan ruas jalan Pekalongan-Tegal yang terjadi pada kendaraan golongan 3, 4, 5, 6, 8, dan 10. Dapat disimpulkan bahwa tiap sistem jaringan jalan wilayah memiliki perbedaan yang berarti, kemungkinan hal tersebut dikarenakan keadaan karakteristik wilayah jalan yang mempunyai aktifitas distribusi barang yang berbeda.