Efek Sitotoksik Ekstrak Biji Seledri (Apium Graveolens L.) Terhadap Karsinoma Serviks Pada Kultur Sel Hela
Daftar Isi:
- Karsinoma serviks adalah keganasan pada epitel serviks, terutama mengenai zona transisional. Salah satu kemoterapi yang digunakan pada pengobatan karsinoma serviks adalah doksorubisin. Namun, penggunaan doksorubisin jangka panjang memiliki efek samping kardiotoksik. Salah satu tanaman herbal yang secara empiris diakui masyarakat sebagai antikanker adalah biji seledri (Apium graveolens L.). Biji seledri memiliki kandungan flavonoid dan coumarins yang memiliki efek antikanker dan antiproliferasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas sitotoksik biji seledri terhadap karsinoma serviks pada kultur sel HeLa. Metode yang dipakai untuk uji sitotoksisitas pada penelitian ini adalah metode MTT assay dan dibaca dengan ELISA reader. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dengan kultur sel. Sel HeLa diberi perlakuan ekstrak biji seledri (EEAG) dengan 5 variasi konsentrasi yaitu 12,5 μg/mL, 25 μg/mL, 50 μg/mL, 100 μg/mL, dan 200 μg/mL, dibandingkan dengan 5 konsentrasi doksorubisin yaitu 0,125 μg/mL; 0,25 μg/mL; 0,5 μg/mL; 0,75 μg/mL; dan 1 μg/mL dan diinkubasi selama 24 jam. Hasil penelitian dianalisis menggunakan One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD. Hasil uji analisis menunjukkan terdapat perbedaan persentase kematian sel yang sangat bermakna (p = 0,000) pada kelompok perlakuan dengan IC50 264,32 μg/mL, sedangkan IC50 doksorubisin terhadap sel HeLa adalah 0,29 μg/mL. Simpulan penelitian ini adalah ekstrak biji seledri (Apium graveolens L.) bersifat sitotoksik terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 sebesar 264,32 μg/mL.