Daftar Isi:
  • Perkawinan seharusnya menjadi suatu ikatan antara pria dan wanita yang bersifat permanen. Hanya saja angka perceraian semakin hari semakin menunjukkan peningkatan, begitu juga di kota Bandung. Perceraian umumnya akan membawa banyak luka psikologis dan dampak negatif pada kehidupan keluarga, khususnya suami-istri dan anak-anak. The Investment model (Rusbult, 2011) berguna untuk memprediksi komitmen perkawinan seseorang dengan pasangannya. Hubungan tidak bertahan hanya karena kepuasan individu terhadap pasangannya (Satisfaction Level), tetapi juga sejauh mana kebutuhan individu dapat dipenuhi oleh pasangan atau orang lain selain pasangannya (Quality of Alternatives) dan seberapa banyak sumber daya yang sudah diberikan individu dalam relasinya dengan pasangan (Investment Size). Dari telaahan peneliti nampak bahwa religiositas merupakan hal yang juga dipertimbangkan suami/istri dalam komitmen perkawinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeroleh model faktor komitmen perkawinan sebagai konstruk yang merupakan integrasi dari determinan satisfaction level, quality of alternatives, investment size dan religiositas pada pasangan suami/istri di kota Bandung dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 716 orang, dengan kriteria suami atau istri yang sudah menikah minimal 5 tahun, masih dalam ikatan perkawinan dan berdomisili di kota Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang diterjemahkan oleh peneliti berdasarkan alat ukur Investment Model Scale dari Rusbult, Martz, & Agnew (1998) dan peneliti mengkonstruksi alat ukur religiositas. Alat ukur berjumlah 42 aitem, dengan rentang validitas 0.457-0.841 dan reliabilitas 0.793-0.922. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model faktor komitmen masih dapat diterima, karena secara umum ukuran evaluasi model berada di atas ambang batas masingmasing kriteria pengujian.