Penentuan Lokasi Gudang dan Rute Transportasi Menggunakan Evolutionary Solver untuk Meminimasi Biaya Logistik (Studi Kasus PT. X)
Main Authors: | Rozi, Fakhrur, Heryanto, Rainisa Maini, Santoso, Santoso |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed Book |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.maranatha.edu/27366/1/Penentuan%20Lokasi%20Gudang%20dan%20Rute%20Transportasi.pdf http://repository.maranatha.edu/27366/ |
Daftar Isi:
- Penentuan lokasi fasilitas, baik produksi maupun distribusi, memainkan peran penting dalam aktivitas logistik. Penentuan lokasi produksi serta cara distribusi yang tepat akan memberikan penghematan biaya dalam aktivitas perusahaan. Penelitian ini mambahas kasus minimasi biaya logistik pada PT X yang merupakan perusahaan yang berperan sebagai penghubung konsumen dan pemasok produk Y. Permintaan konsumen yang semakin meningkat membuat gudang PT X tidak mampu menyimpan produk yang dipesan oleh konsumen. PT X memiliki dua pilihan strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah kapasitas gudang saat ini di lokasi yang sama atau membuka gudang baru di lokasi berbeda dengan tetap mempertahankan gudang saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk membantu PT X dalam pengambilan keputusan mengenai strategi yang sebaiknya dipilih berdasarkan total biaya logistik yang dihasilkan. Selain penentuan lokasi, akan diusulkan pula rute transportasi yang dapat meminimasi total biaya logistik. Terdapat beberapa calon lokasi gudang yang menjadi pertimbangan PT X dan akan dipilih satu calon lokasi gudang dengan menggunakan metode factor rating. Penentuan rute transportasi menggunakan model matematis yang diambil dari Perl, et al (1983) mengenai Modified Warehouse Location Routing Problem (MWLRP) yang terdapat pada jurnal Hansen, et al (1994) dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Pencarian solusi dilakukan dengan menggunakan Evolutionary Solver yang tahapannya terdiri dari mutasi, crossover, dan seleksi. Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan dari sumber sekunder. Strategi pertama menghasilkan total biaya logistik sebesar Rp 418.923,- yang terdiri atas biaya transportasi sebesar Rp 402.097,- dan biaya simpan produk sebesar Rp 16.826,-. Sedangkan pada usulan strategi kedua, total biaya logistik yang dihasilkan adalah sebesar Rp 373.307,- yang terdiri atas Rp 352.536,- biaya transportasi dan Rp 20.772,- biaya simpan produk.