Daftar Isi:
  • Gangguan dorongan seksual yang termasuk disfungsi seksual ditemukan pada lebih dari 15% laki-laki dewasa. Pengobatan yang sering digunakan antara lain testosteron, tetapi pada dosis yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya sehingga masyarakat lebih memilih tanaman obat yang berkhasiat afrodisiak, salah satunya adalah pasak bumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh ekstrak etanol akar pasak bumi dalam jamu “T” terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan. Penelitian bersifat eksperimental laboratorium sungguhan menggunakan masing-masing 25 ekor mencit Swiss Webster jantan dan betina. Mencit jantan dibagi secara acak menjadi 5 kelompok (n=5) dan tiap kelompok diberi perlakuan yang berbeda, yaitu ekstrak etanol akar pasak bumi (EEAPB) dosis 1, 2, dan 3 (312,5; 625; dan 1250 mg/kgBB), Na-CMC 1% (kontrol), dan testosterone undecanoate 20,8 mg/kgBB (pembanding). Data yang diukur adalah frekuensi pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting) selama 15 menit pertama dan kedua pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α = 0,05, kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05. Hasil penelitian introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh, kelompok EEAPB dosis 1, 2, dan 3 sangat bermakna meningkatkan introducing (p<0,01) dibandingkan kontrol negatif. Hasil penelitian mounting hari ketiga, kelompok EEAPB dosis 1 bermakna meningkatkan mounting (p<0,05) dan sangat bermakna meningkatkan mounting pada hari ketujuh (p<0,01). Simpulan adalah ekstrak etanol akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.) dalam jamu “T” meningkatkan perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.