Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana gambaran self-concept pada remaja yang menjalani tahap primary di Pusat rehabilitasi BNN. Teori yang digunakan adalah teori self concept dari Fitts. Sampel penelitian ini adalah remaja penyandang tuna netra usia 16-18 tahun di Pusat rehbilitasi BNN. Sampel berjumlh 100 remaja mantan yang menjalani tahap primary. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitin deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Tennesee Self Concept (TSCS) dari William H. Fitts(1971). Data yang diperoleh berskala interval, selanjutnya diolah dengan menggunakan SPSS versi 22.0. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, diperoleh hasil lebih banyak responden Self-concept memiliki valensi yaitu positif dan negatif. Dari 100 responden, sebanyak 53 responden (53%) memiliki self-concept positif dan sebanyak 47 responden (47%) memiliki self-concept yang negatif. Saran yang diajukan adalah melaksanakan penelitian mengenai hubungan self-concept dengan faktor-faktor yang memengaruhinya (pengalaman, aktualisasi diri, dan kompetensi) dengan memerhatikan cakupan indikator pada alat ukur. Dari segi guna laksana yaitu, bagi pusat rehabilitasi di BNN” khususnya kepada bapak/ibu konselor untuk merencanakan program yang dapat meningkatkan self-concept pada remaja yang menjalani rehabilitasi narkoba usia 16-18 tahun di Pusat rehabilitasi BNN. Disamping itu, bagi remaja yang menjalani rehabilitasi tahap primary mengeni self-concept dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri dalam bergaul di lingkungan masyarakat.