Daftar Isi:
  • Aquaponik merupakan penggabungan akuakultur yang merupakan budidaya ikan dengan hidroponik yang merupakan budidaya tanaman tanpa tanah yang berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless. Keberhasilan sistem akuaponik bergantung pada pemantauan pada proses sirkulasinya. Tingkat kelembaban pada akuakultur, tinggi air pada akuarium dan waktu pemberian pakan untuk ikan tentunya membutuhkan kontrol secara otomatisasi terhadap proses tersebut agar tidak menggangu proses pertumbuhan pada tanaman dan ikan. Pembuatan Sistem Mandiri Akuaponik Berbasis Arduino Uno dapat dijadikan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan sirkulasi air akuaponik, melakukan pengurasan dan pengisian air akuarium, serta memberi pakan ikan secara otomatis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Soil-Moisture Hygrometer Sensor (Sensor Kelembaban Tanah) mengukur nilai kelembaban kurang dari 0, maka Tanah tersebut dalam kondisi kering (Valve mengalirkan air dan LED menunjukkan tanda “*”). Nilai sensor 0-50 maka tanah tersebut dalam kondisi lembab (Valve tidak mengalirkan air), dan nilai sensor lebih dari 50, maka tanah tersebut dalam kondisi basah (Valve tidak mengalirkan air). Sensor Ultrasonik HC-SR04 mengukur ketinggian air, yang mana saat jarak permukaan air ke sensor sebesar ≤ 15 cm maka Solenoid Valve Magnetic 2 bekerja membuang air dari akuarium dan saat jarak permukaan air ke sensor sebesar ≥ 15 cm. Terjadi penyimpangan Sensor Jarak pada alat dengan jarak sebenarnya dengan rata-rata penyimpangan 1 cm atau 6,12% artinya masih dapat ditolerir dan Motor Servo berhasil bergerak memutar sebesar 900 (menjatuhkan pakan) setiap Pukul 06:00 selama 15 detik (LED menampilkan angka 1) setelah itu Motor Servo berbalik ke posisi awal 00 (LED menunjukkan angka 0).