Sandia Uno's Use Of The Non-Observance Of The Gricean Maxims To Build His Pisitive Self Image As One Of Jakarta's Vice Governor Candidates
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelanggaran bidal di dalam sebuah diskusi yang merupakan salah satu analisis Pragmatik, yang dilakukan oleh Sandiaga Uno dalam sebuah dialog di acara Mata Najwa pada tanggal 25 Januari 2017. Dalam penelitian ini, teori yang saya gunakan untuk menganalisis data adalah gagasan dari Herbert Paul Grice. Rumusan masalah penelitian ini adalah mengetahui jenis pelanggaran bidal, makna tersembunyi pada setiap ucapan, dan bagaimana bidal Gricean dipakai sebagai siasat oleh Sandiaga untuk membangun citra baik beliau di mata publik. Salah satu temuan yang saya peroleh dari analisis tersebut adalah dari lima jenis pelanggaran bidal, Sandiaga Uno melakukan flouting a maxim dan violating a maxim dalam sebuah dialog bersama Najwa Shihab. Dari kedua pelanggaran tersebut, Sandiaga Uno cenderung melakukan flouting a maxim. Hal ini terjadi karena flouting a maxim adalah cara yang paling efektif bagi Sandiaga Uno untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Najwa Shihab karena dapat membangun citra baik beliau dan juga dapat menarik perhatian dan dukungan warga Jakarta untuk memilih dia dalam pemilihan kepala daerah Jakarta nanti.