Perbandingan Efek Air Perasan Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan Air Perasan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Insisi pada Mencit Swis Webster
Daftar Isi:
- Luka dapat diobati menggunakan obat modern maupun tradisional menggunakan herbal, seperti daun tempuyung dan jambu biji. Tujuan penelitian mengetahui efek air perasan daun tempuyung (APDT) dan air perasaan daun jambu biji (APDJB) serta perbandingan efeknya satu sama lain dan dengan pembanding dalam mempercepat penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster. Penelitian bersifat eksperimental laboratorik. Mencit Swiss Webster 30 ekor dibagi secara acak menjadi 6 kelompok (n=5). Pada punggung mencit dibuat luka insisi sepanjang 1cm kedalaman 1mm. Perlakuan secara topikal dan pengukuran luka dilakukan setiap hari. Setiap kelompok diberi APDT 10%, APDT 20%, APDJB 10%, APDJB 20%, akuades (kontrol), dan feracrylum 1% (pembanding). Data yang diukur adalah waktu penyembuhan (tepi luka bertautan). Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α = 0,05. Rerata waktu penyembuhan (hari) kelompok APDT 10% (7,8), APDT 20% (7,6), APDJB 10% (8), APDJB 20% (7,6), dan pembanding (7,8) berbeda sangat bermakna (p ≤ 0,01) dibandingkan kontrol (11,8). Kelompok APDT 10% dibanding APJB 10% dan APDT 20% dibanding APDJB 20% tidak berbeda bermakna (p >0,05). Kelompok APDT dan APDJB tidak berbeda bermakna (p >0,05) dibandingkan pembanding (7,8). Simpulan adalah APDT dan APDJB berefek dalam mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster dan memiliki efek setara satu sama lain dan dengan pembanding.