Daftar Isi:
  • Culex sp. merupakan vektor mikroorganisme penyebab penyakit arbovirus dan filariasis. Sebagian besar repelen mengandung diethyltoluamide (DEET) yang memiliki banyak efek samping, seperti iritasi kulit. Lavandula angustifolia merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai repelen alami. Minyak atsiri (essential oil, ethereal oil, volatile oil) dihasilkan tumbuhan dan mudah menguap pada suhu kamar. Losion adalah larutan atau suspensi yang digunakan secara topikal sebagai penghambat evaporasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas losion minyak atsiri bunga lavender (LMABL) sebagai repelen terhadap nyamuk Culex sp. dan membandingkannya dengan DEET 15%. Desain penelitian merupakan eksperimental laboratorik sungguhan, menggunakan metode Fradin dan Day, dengan metode cross over design. Subjek penelitian (n=3) mendapat enam perlakuan dengan jeda waktu satu hari, menggunakan minyak atsiri bunga lavender (MABL) 100%; LMABL 5%, LMABL 10%, LMABL 15%; losion “A” yang mengandung DEET 15%, dan basis losion dengan hewan coba Culex sp. Data yang diukur adalah durasi (menit) sejak lengan pertama kali masuk ke dalam kandang sampai seekor nyamuk mencucuk lengan subjek penelitian. Analisis data menggunakan ANOVA dengan α=0,05, dilanjutkan dengan Tukey HSD. Hasil penelitian didapatkan MABL 100% (76,95 ± 6,90 menit), LMABL 5% (96,17 ± 9,19 menit), LMABL 10% (116,04 ± 10,67 menit), dan LMABL 15% (147,73 ± 11,14 menit) memiliki perbedaan rerata durasi daya repelen yang sangat bermakna (p<0,01) terhadap basis losion (5,53 ± 4,48 menit) serta dibandingkan dengan DEET 15% (238,64 ± 15,10 menit) berbeda sangat bermakna (p<0,01). Dengan demikian, MABL 100% dan LMABL 5%, LMABL 10%, dan LMABL 15% memiliki efek sebagai repelen tetapi potensinya lebih rendah daripada losion “A” yang mengandung DEET 15%.