Daftar Isi:
  • Efektifitas terapi herbal terhadap penyembuhan luka akhir-akhir ini banyak dilaporkan. Tujuan penelitian adalah mengetahui efek air perasan daun dewa (APDD) dan air perasan daun sendok (APDS) perbandingan efeknya satu sama lain dan dengan feracrylum 1% dalam mempercepat penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, menggunakan 24 ekor hewan coba yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok (n=4). Pada punggung mencit dibuat luka insisi sepanjang 1cm dengan kedalaman 1mm. Masing - masing kelompok diberikan secara topikal APDD 25%, APDD 50%, ADPS 25%, APDS 50 %, akuades sebagai kontrol dan feracrylum 1% sebagai pembanding. Data yang diukur adalah waktu menutupnya panjang luka (dalam hari) hingga kedua tepi luka bertautan. Analisis data menggunakan dilakukan uji non-parametrik Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U. Rerata durasi penyembuhan luka dalam hari dengan APDD 25% (7,50), APDD 50% (6,25), APDS 25% (7,25), APDS 50% (6,50), feracrylum 1% (7,50) menunjukkan perbedaan yang bermakna di bandingkan akuades (10,75) dengan p < 0,05. APDD 25% dibandingkan dengan APDS 25% dan APDD 50% dibandingkan APDS 50% menunjukkan perbedaan tidak bermakna dengan p>0,05. APDS 25%, APDS 50%, APDD 25% menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna bila dibandingkan dengan feracrylum 1% p > 0,05, sedangkan pada APDD 50% memberikan perbedaan yang bermakna dengan pembanding p < 0,05. Simpulan adalah air perasan daun dewa dan air perasan daun sendok berefek dalam mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster, setara satu sama lain. APDS setara dengan feracrylum 1% sedangkan efek penyembuhan luka APDD lebih kuat.