Pengaruh Peningkatan Suhu Terhadap Aktivitas Perasan Bawang Putih (Allium sativum) Dalam Penghambatan Pseudomonas aeruginosa
Daftar Isi:
- Latar belakang Bawang putih (Allium sativum) sering digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit dengan berbagai cara pemakaian yang berbeda, tergantung daerah, tradisi, dan keperluan. Namun penggunaan dengan cara meningkatkan suhu bawang putih, membuat zat di dalam bawang putih terdegradasi Tujuan penelitian untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh peningkatan suhu perasan bawang putih terhadap kerja antimikroba bawang putih. Metode penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Menggunakan metode “pour plate”. Perasan bawang putih diambil 1 ml dari bawang putih yg telah dikupas dan diblender untuk diberi perlakuan peningkatan suhu. Perlakuan suhu yang diberikan yaitu suhu ruangan, 30oC, 40oC, 50oC, 60oC, 70oC, 80oC, 90oC. Satu ml perasan dicampur dengan 1 ml suspensi bakteri pada tabung reaksi, 1 ml campuran perasan bawang putih dan bakteri diambil untuk dicampur dengan Mueller Hinton agar. Bakteri yang digunakan adalah suspensi dari Pseudomonas aeruginosa yang telah disesuaikan dengan standar 0,5 McFarland. Campuran perasan bawang putih , bakteri, dan agar, diinkubasi selama 24 jam dalam suhu 37oC. Selanjutnya dilakukan pengamatan pertumbuhan bakteri pada hasil pour plate di cawan petri, dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pertumbuhan yang terlihat pada bakteri yang ditanam pada agar dengan campuran perasan bawang putih yang telah diberi peningkatan suhu, yaitu suhu ruangan, 30oC, 40oC, 50oC, 60oC, 70oC, 80oC, 90oC Kesimpulan peningkatan suhu perasan bawang putih masih bersifat menginhibisi pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa