Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran explanatory style anak didik di LPKA Bandung. Anak didik yang merupakan remaja saat mendapatkan hukuman pidana diharuskan untuk mengikuti pembinaan di LPKA, dimana anak didik tidak dapat melakukan kegiatan seperti sebelumnya. Hal ini dapat memengaruhi cara pandang anak didik untuk menghadapi kehidupan sehari-hari dan juga masa depannya. Kemampuan yang harus dimiliki anak didik dalam menghadapi kehidupannya dipengaruhi oleh explanatory style, yaitu cara pandang anak didik terhadap situasi yang dialaminya. Terdapat 192 anak didik yang berpartisipasi di dalam penelitian ini yang sesuai dengan karakteristik sampel, yaitu anak didik di LPKA Bandung yang telah divonis hukum pidana dan berusia 13-20 tahun serta bersedia menjadi responden. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan alat ukur Attributional Style Questionaire (ASQ) yang dibuat oleh Martin E.P. Seligman dan dimodifikasi oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan terdiri dari 38 item yang mencakup tiga dimensi explanatory style. Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 48,4% anak didik di LPKA Bandung memiliki very pessimistic expalantory style, sebanyak 19,8% memiliki average explanatory style, sebanyak 15,1% memiliki moderate pessimistic explanatory style, terdapat 8,9% memiliki moderate optimistic explanatory style dan 7,8% memiliki very optimistic explanatory style. Peneliti menyarankan agar pembina LPKA dapat melakukan pembinaan terhadap anak didik yang memiliki very pessimistic explanatory style dan moderate pessimistic explanatory style. Selain itu, untuk lebih lanjut perlu diadakan penelitian yang dapat melihat hubungan antara penyebab masuk LPKA dengan explanatory style anak didik.