Daftar Isi:
  • Sebagai seorang kepala keluarga, suami dituntut untuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, namun kesibukan suami di dalam pekerjaan seringkali membuat tanggung jawab lain sebagai ayah dan kepala keluarga terabaikan atau sebaliknya ketika tuntutan di rumah sebagai suami dan ayah mengganggu produktifitas suami di dalam bekerja. Kondisi ini dapat menimbulkan konflik karena kedua peran di dalam pekerjaan dan peran di dalam keluarga saling menuntut membuat seorang kepala keluarga merasa bingung untuk membagi porsi antar peran di dalam pekerjaan dan keluarga. Penelitian ini menggunakan Teori Work family Conflict oleh Greenhaus and Beutell (1985) untuk mengetahui apakah arah dan bentuk konflik yang dialami oleh Pendeta Pria sinode X di kota Bandung. Terdapat 51 pendeta pria yang berpartisipasi di dalam penelitian ini yang dipilih berdasarkan karakteristik tertentu. Setiap partisipan melengkapi kuesioner yang merupakan terjemahan dari kuesioner work family conflict (Greenhaus and Beutell,1985) oleh Indah Soca M.Psi, psikolog, yang terdiri dari 51 item. Skor dari kuisioner WFC yang terbagi atas 6 dimensi di cross tab dengan data penunjang menggunakan SPSS 16. Validitas alat ukur diuji ulang menggunakan construct validity menggunakan rumus spearman, kemudian reliabilitas alat ukur menggunakan rumus alpha Cronbach yang bertujuan untuk mengetahui inside construct validity. Validitas dan reliabilitas dikerjakan menggunakan SPSS 16. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar pendeta pria sinode X di Kota Bandung sudah mampu membagi peran secara seimbang sehingga tuntutan dari kedua peran dapat terlaksana dengan baik sehingga pendeta pria sinode X menghayati derajat work family conflict yang rendah.